Dari total seluruh objek peneliti, terdapat 13,1% peserta yang menyatakan bahwa mereka makan telur setiap hari dan 9,1% mengaskan bahwa mereka jarang atau tidak pernah mengonsumsi telur setiap hari.
Setelah penelitian itu dilakukan dengan membandingkan yang rutin memakan telur dengan yang tidak, para peneliti menemukan hal ini.
Yaitu bahwa mereka yang makan telur setiap hari memiliki 26% penurunan risiko menderita stroke hemorrhagic, stroke yang terjadi ketika ada perdarahan di dalam atau di sekitar otak.
Pemakan telur juga memiliki 28% lebih sedikit kemungkinan menderita kematian yang disebabkan oleh stroke hemorrhagic.
Tak hanya itu, terdapat 18% pemakan telur berpengaruh pada mengurangi risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Lebih lanjut, penelitian melaporkan bahwa 12% dari mereka yang sering mengonsumsi telur lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan penyakit jantung iskemik atau penyakit jantung koroner.
"Temuan kami menunjukkan bahwa konsumsi telur harian bisa mengurangi risiko kardiovaskular, penyakit jantung iskemik, kejadian koroner utama, stroke hemorrhagic dan stroke iskemik di antara orang dewasa setengah baya di China," kata para peneliti menyimpulkan.
Profesor Nita Forouhi dari University of Cambridge menunjukkan bahwa konsumsi telur peserta harus diperhitungkan dalam menyimpulkan hasil penelitian.
"Penelitian ini seperti banyak penelitian gizi bersifat observasional dan tidak eksperimental, yaitu mengikuti sampel besar orang dewasa dari waktu ke waktu untuk titik akhir kesehatan, tapi tidak dengan meresepkan menu makan tertentu," ujar Nita.