"Kalau saya harus menutup restoran lagi, itu pasti tidak akan bertahan," ujarnya.
Namun ia tak menampik bahwa mengoperasikan restoran yang kebanjiran membutuhkan banyak kerja keras.
"Anda harus berjalan melalui air banjir sambil memegang makanan pelanggan," katanya, menambahkan bahwa staf juga harus mengepel lumpur setelah tutup.
Pengalaman ini terbukti menjadi populer di kalangan anak muda dan keluarga Thailand.
"Ekonomi sangat buruk akhir-akhir ini. Saya pikir itu ide yang sangat bagus. Pemiliknya mengubah krisis menjadi peluang," kata pelanggan bernama Neung (49).
Otoritas kesehatan di banyak negara menyarankan orang untuk tidak mengekspos diri mereka atau berenang di air banjir.
Kotoran dari limbah yang meluap, bahan kimia dan limbah industri, dapat menyebabkan penyakit serta infeksi kulit dapat terjadi dari kontak dengan luka terbuka.(*)