Menurut beberapa ulama, kalimat minal aidin wal-faizin sering diucapkan dari generasi sahabat atau ulama setelah Salafus Salih.
Kalimat tersebut berasal dari seorang penyair pada masa Al-Andalus. Penyair itu bernama Shafiyuddin Al-Huli.
Dia membawa syair yang menceritakan dendang wanita di hari raya. Sementara sumber lain menjelaskan, pada zaman khilafiah Rasyidin, ucapan Minal Aidin wal-Faizin dipakai sebagai ungkapan bangga atas kemenangan perang yang sebenarnya, contohnya perang badar.
Minal 'aidin wal-faizin, maknanya tidak akan dimengerti oeh orang Arab. Kalimat ini juga tidak ada dalam kamus bahasa Arab, dan hanya dijumpai makna perkataannya saja.
Dalam hadis tidak dijelaskan secara spesifik mengenai ucapan Minal 'aidin wal-faizin.
Dalam budaya Arab, ucapan menyambut Idul Fitri adalah Taqabbalallahu minna waminkum. Sahabat dekat nabi menambahkan kata-kata Shiyamana wa Shiyamakum di kalimat tersebut.
Jika digabungkan artinya Semoga Allah SWT menerima amalan puasa saya dan kamu.
Jika ingin menyampaikan pernohonan maaf lahir batin, bisa menggunakan doa berikut ini.
"As-alukal afwan zahiran wa bathina atau Kullu aam wa antum bikhair"
Artinya: Semoga sepanjang tahun Anda dalam keadaan baik-baik.