Dilansir dari TribunJogja.com, ketua RW 10, Servasius Wue Baciro, mengatakan penyambutan para tenaga medis itu dilakukan atas dasar kemanusiaan.
Karena menurutnya, tenaga medis merupakan pahlawan kemanusiaan yang bekerja di untuk penanganan covid-19 saat ini.
"Disamping itu, kami turut prihatin saat maraknya terjadi penolakan perawat yang terjadi di daerah lain. Bahkan meninggal pun ditolak. Kami ingin bahwa Kota Jogja seharusnya memberikan gelar pahlawan bagi para tim medis," katanya.
Secara keseluruhan warga kampung Baciro tidak keberatan atas penempatan karantina tenaga medis di dekat perkampungannya.
"Harusnya bisa ke sini semua. Tapi karena kami sesuaikan protap, hanya 30 warga yang ikut menyambut," imbuhnya.
Melihat perlakuan warganya terhadap para perawat tersebut, Wakil Wali kota Yogyakarta Heroe Poerwadi berikan apresiasi tinggi.
"Masyarakat yang luar biasa. Tadi pagi, masyarakat menelpon saya, mereka mengatakan, bahwa kami (red-warga) akan menyambut tenaga medis yang akan menempati balai diklat," kata Heroe dengan meneteskan air mata.
Percakapannya sejenak terhenti, napasnya terngah-engah. Sesekali tertunduk dan memandang sekitar.
Ia merasakan ada kekuatan luar biasa yang diberikan masyarakat kepada tenaga medis kali ini.
Ia merasakan ada kekuatan luar biasa yang diberikan masyarakat kepada tenaga medis kali ini.