Saat belajar menari itu, Aubrey diminta untuk melompat.
"[saat itu] Mereka menendang kedua kaki saya, dan seorang anak perempuan memegang kaki saya dan membantingnya ke lantai," kata Aubrey.
"Saya jadi mati rasa dan tak bisa melakukan apa-apa. Untuk bangun pun, rasanya sudah kepayahan," lanjutnya.
Kemudian, Aubrey diantar pulang ke rumah.
Sang orangtua langsung membawanya ke rumah sakit.
Ibu Aubrey meminta siswa dan siswi yang melakukan tantangan ini pada putrinya dihukum secara kriminal.
Bahaya di balik Skullbreaker Challenge tak hanya mengakibatkan sekadar luka, tetapi juga cedera berat, bahkan lebih fatal lagi, kematian.
Dikutip TribunPalu.com dari beberapa sumber, korban dari Skullbreaker Challenge dapat mengalami gegar otak, retak pada tulang tengkorak atau patah tulang belakang, lutut, engkel, pinggul, tulang ekor, dan lainnya.
Apabila mengalami cedera berat pada tulang ekor atau tulang belakang, kemungkinan besar korban akan mengalami kelumpuhan, baik sementara maupun permanen, tergantung seberapa parahnya.