Putri tunggal Warsinem, Sri Atin (46) mengatakan, awalnya ibunya membantu bapaknya, Daryanto (68) berjualan di warung itu.
Mereka sebenarnya tidak hanya menjual es teh, tetapi juga gorengan, nasi oseng, dan nasi bandeng.
Ternyata mereka mulai berjualan pada tahun 1994.
"Awal jualan itu tahun 1994, dulu kan ada bapaknya (jadinya) bukanya 24 jam, terus bapak meninggal setahun lalu karena sakit, maka diterusin sama ibu sendiri," kata Sri kepada TribunSolo.com, Selasa (19/11/2019).
Sri menjelaskan bahwa yang berjualan adalah kedua orang tuanya.
"Dulu, ya, yang jualan bapak sama ibu saja," imbuhnya menekankan.
Sri mengungkapkan, Warsinem bisa menghabiskan kurang lebih 17 pack plastik per harinya.
"Dulu pernah ada pembeli asal Solo Baru pesen 20-25 plastik es teh, itu terus dijual online seharga Rp 3.000," ungkap Sri.
Sri mengaku penjualan es teh mengalami penurunan bila sudah musim hujan.