Warga mengungsi di sejumlah tempat ketinggian untuk menghindari tsunami.
Dikutip dari kompas.com, warga setempat, Emil Hamid, mengatakan bahwa warga yang bermukim di sepanjang pantai telah mengungsi mencari tempat yang lebih aman di tempat tinggi.
“ Warga mengungsi ke atas Bukit Mambual, kelurahan Bukit Mambual, dan tempat tinggi lainnya, yaitu kompleks Puge, Kampung Baru kelurahan Mangkio Baru, kelurahan Hanga-hanga dan Halimun atau lokasi kantor Bupati Luwuk,” kata Emil, Jumat.
Menurutnya, saat gempa terjadi, warga langsung berlarian menyelamatkan diri hingga menyebabkan suasana sepanjang jalan macet.
Baca Juga : Tanggapi Kasus Penganiayaan Audrey, Ini Jawaban Presiden Jokowi
“Tadi warga di Mahas di daerah pinggir pantai saat habis gempa langsung antisipasi dengan berlarian ke atas ketinggian, dan sampa saat ini warga belum berani kembali atau ke bawah melihat air, hanya ada bbeerapa saja yang memantau, apalagi saat ini masih terjadi kemacetan di jalan,” ucapnya.
Daerah pinggiran pantai di Luwuk yang warganya mengungsi saat ini yaitu Daerah Mahas, Kilo 5 dan Lalong.
Saking paniknya, dilaporkan juga ada warga meninggal dunia diduga akibat ketakutan dan kelelahan berlari mencari lokasi pengungsian pasca-gempa magnitudo 6,9.
Korban bernama Daeng Pasang (66), warga jalan Sungai Ampana nomor 1, Desa Uentanaga Atas, Kecamatan Ampana, Kota Kabupaten Tojo Una Una.
“Kami menerima informasi dari Public Safety Center (PSC) 119 Tojo Una Una (soal korban meninggal),” kata Iskandar operator PSC 119 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah,yang dikutip dari Kompas.coom.
Informasi yang dihimpun PSC 119 Sulawesi Tengah dari lapangan, Daeng Pasang meninggal dunia saat berlari karena ketakutan saat gempa Magnitudo 6,9 mengguncang wilayah timur Sulawesi.