WIKEN.ID - Masyarakat Banggai, Sulawesi Tengah, dikejutkan dengan gempa yang menguncang, Jumat, (12/4/2018)/
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa berpotensi tsunami. Gempa dengan kekuatan 6,9. berpotensi Tsunami.
Berdasarkan catatan BMKG, pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer dan berlokasi 85 kilometer dari arah barat daya Banggai Kepulauan.
Tepatnya, gempa terjadi pada titik 1.90 LS - 122.54 BT.
Baca Juga : Berurai Air Mata, Asri Welas Kabarkan Kondisi Kandungannya: Harus Segera Dioperasi
Getaran gempa yang begitu besar juga dirasakan hingga Morowali, Palu, Kolaka Utara, Sumalata, Kotamobagu, Palopo, Kolaka, Toli-toli dan Kepulauan Konawe.
Getaran bahkan terasa hingga Gorontalo dan Kendari serta Manado, Pinrang, Konawe dan Makassar.
Menurut BNPB, daerah yang berpotensi terjadi tsuami adalah Kecamatan Toili.
Masyarakat diminta untuk mengungsi.
Baca Juga : Berhasil Dipotret Pertama Kali Setelah 2,5 Abad, Inilah Sederet Fakta dari Lubang Hitam yang Misterius
Warga pun berlarian karena ada laporan BMKG menyebutkan bahwa gempa itu berpotensi tsunami.
Warga mengungsi di sejumlah tempat ketinggian untuk menghindari tsunami.
Dikutip dari kompas.com, warga setempat, Emil Hamid, mengatakan bahwa warga yang bermukim di sepanjang pantai telah mengungsi mencari tempat yang lebih aman di tempat tinggi.
“ Warga mengungsi ke atas Bukit Mambual, kelurahan Bukit Mambual, dan tempat tinggi lainnya, yaitu kompleks Puge, Kampung Baru kelurahan Mangkio Baru, kelurahan Hanga-hanga dan Halimun atau lokasi kantor Bupati Luwuk,” kata Emil, Jumat.
Menurutnya, saat gempa terjadi, warga langsung berlarian menyelamatkan diri hingga menyebabkan suasana sepanjang jalan macet.
Baca Juga : Tanggapi Kasus Penganiayaan Audrey, Ini Jawaban Presiden Jokowi
“Tadi warga di Mahas di daerah pinggir pantai saat habis gempa langsung antisipasi dengan berlarian ke atas ketinggian, dan sampa saat ini warga belum berani kembali atau ke bawah melihat air, hanya ada bbeerapa saja yang memantau, apalagi saat ini masih terjadi kemacetan di jalan,” ucapnya.
Daerah pinggiran pantai di Luwuk yang warganya mengungsi saat ini yaitu Daerah Mahas, Kilo 5 dan Lalong.
Saking paniknya, dilaporkan juga ada warga meninggal dunia diduga akibat ketakutan dan kelelahan berlari mencari lokasi pengungsian pasca-gempa magnitudo 6,9.
Korban bernama Daeng Pasang (66), warga jalan Sungai Ampana nomor 1, Desa Uentanaga Atas, Kecamatan Ampana, Kota Kabupaten Tojo Una Una.
“Kami menerima informasi dari Public Safety Center (PSC) 119 Tojo Una Una (soal korban meninggal),” kata Iskandar operator PSC 119 Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah,yang dikutip dari Kompas.coom.
Informasi yang dihimpun PSC 119 Sulawesi Tengah dari lapangan, Daeng Pasang meninggal dunia saat berlari karena ketakutan saat gempa Magnitudo 6,9 mengguncang wilayah timur Sulawesi.
Daeng Pasang pun lari menyelamatkan diri dari kemungkinan tsunami bersama warga setempat hingga dia terjatuh dan meninggal dunia.
Baca Juga : Sikap Aurel dan Azriel saat di Rumah Sakit Bikin Geram Sang Adik, Arsya: Jangan!
“Kami masih terus memantau perkembangan dan akan kami laporkan,” ujar Iskandar.
Beberapa saat setelah ada peringatan dini tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) mencabut peringatan dini tsunami pasca-gempa.
Peringatan dini tsunami dicabut pada pukul 19.47 WIB dan dinyatakan berakhir.
Pengumuman ini disampaikan melalui akun Twitter resmi, @InfoBMKG. "#Peringatan dini TSUNAMI yang disebabkan oleh gempa mag:6.9, tanggal: 12-Apr-19 18:40:49 WIB, dinyatakan telah berakhir#BMKG," tulis BMKG dalam akun Twitter @InfoBMKG.
Kepanikan warga ini juga terlihat dalam video pendek yang diunggah oleh akun Ariel Spriliana di Youtube. (*)