Kepala Sub Bidang Mitigasi Pengamatan Gunung Api Wilayah Timur, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil Syahbana menjelaskan, letusan strombolian terjadi karena tekanan gas magmatik di dalam Gunung Agung cukup besar.
"Sebelumnya juga pernah ada letusan strombolian, tapi kecil. Strombolian sekarang yang paling besar dibanding sebelumnya," ungkap Devy.
Letusan strombolian yang terjadi Kamis dini hari termasuk letusan eksplosif yang rendah.
Ditambahkannya, tipikal erupsi strombolian yakni terdengar suara ledakan, gemuruh dan getaran.
Dia meminta warga tidak panik. Warga diimbau tetap mengikuti rekomendasi PVMBG yakni tak beraktivitas sekitar radius 4 kilometer.
Sejumlah desa di Kecamatan Rendang terpapar abu disertai pasir usai erupsi strombolian.
Hujan abu mengguyur beberapa desa di Kecamatan Rendang sekitar pukul 02.00 WITA. Kondisi ini tidak menghambat aktivitas warga setempat.
Erupsi Gunung Agung tersebut menjadi erupsi strombolian terbesar tahun 2019.
Erupsi strombolian sendiri merupakan tipe erupsi yang berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal.
Erupsi ini biasanya terjadi pada gunung api sering aktif di tepi benua atau di tengah benua.