Bahaya atau Tidakkah Ketika Ibu Hamil Berolahraga Lari? Begini Kata Ahli

Senin, 07 Februari 2022 | 20:05
FREEPIK

Bolehkah ibu hamil melakukan olahraga lari?

WIKEN.ID - Buat kamu yang sedang hamil, apakah kalian masih sering melakukan olahraga lari?

Beberapa perempuan senang berolahraga sebelum mereka hamil, dan akan menjadi kebiasaan rutin walaupun ketika hamil juga.

Lalu, bolehkah ibu hamil melakukan olahraga lari?

Selama masa kehamilan jika kamu aktif melakukan olahraga itu dapat membantu meningkatkan energi serta memperbaiki suasana hati.

Selain itu juga bisa mengurangi risiko komplikasi kehamilan.

Baca Juga: Ga Rugi Kamu Hobi Berlari Pagi, Tangtangannya Harus Bangun Pagi

Beberapa orang atau ibu hamil bertanya-tanya apakah berlari atau jogging saat hamil dapat menginduksi persalinan dini?

Melansir dari Healthline.com yang WIKEN.ID kutip darip Nakita.grid.id, berlari saat hamil masih aman dilakukan.

Namun, sebelum memutuskan untuk berolahraga lari atau jogging, lebih baik konsultasikan terlebih dahulu pada dokter.

Disarankan untuk ibu hamil ketika berlari lebih lambat atau mengubah seberapa sering berlarinya.

Buat kamu yang sering olahraga lari sebelum hamil, dan saat hamil kamu perlu lebih memperhatikan beberapa hal.

Mulailah perlahan dan bertahap lalu tingkatkan durasi dan intensitas latihan.

Misalnya, berjalan kaki 5 menit sehari, lalu ditingkatkan menjadi 10 menit, 20 menit, dan 30 menit.

Kamu juga bisa menggunakan treadmill dengan kecepatan rendah.

Manfaat olahraga untuk ibu hamil

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) yang dikutip dari Nakita.grid.id, wanita hamil harus mendapatkan setidaknya 150 menit aktivitas aerobik intensitas sedang setiap minggu.

Ini adalah latihan yang meningkatkan detak jantung dan menyebabkan keringat, termasuk berlari.

Berolahraga selama kehamilan dapat meringankan sembelit, sakit punggung, kelelahan, dan meningkatkan berat badan yang sehat.

Olahraga saat hamil juga menurunkan risiko diabetes gestasional dan preeklamsia.

Dan jangan lupa, olahraga juga meningkatkan produksi endorfin tubuh.

Ini adalah hormon perasaan-baik yang dapat meningkatkan suasana hati.

Baca Juga: Jangan Disepelekan, Intip 6 Tips Berlari Bagi Pemula, Salah Satunya Memilih Sepatu Lari yang Tepat!

Apa saja risiko lari selama kehamilan?

Meskipun berlari adalah cara terbaik untuk tetap aktif selama kehamilan, kamu mungkin menghadapi beberapa tantangan.

Kehamilan mengubah tubuh, jadi kemungkinan menghadapi pergeseran pusat gravitasi dan keseimbangan saat perut bertambah besar.

Ini bisa membuat kamu berisiko jatuh, terlebih lagi jika berlari di jalan yang tidak rata.

Untuk mencegah kecelakaan, sebaiknya berlari di trotoar saja.

Berlari di permukaan datar juga lebih mudah bagi persendian, yang membuat lari lebih nyaman dan menyenangkan.

Saat perut membesar di trimester kedua dan ketiga, gerakan memantul juga bisa membuat tidak nyaman.

Namun, mengenakan pita penyangga perut dapat mengurangi gerakan ini.

Dalam kondisi tertentu, Moms mungkin harus berhenti berlari sama sekali, setidaknya sampai setelah melahirkan.

Tanda-tanda bahwa kamu harus berhenti berlari termasuk sakit kepala, nyeri dada, kelemahan otot, pendarahan vagina, nyeri betis, atau kebocoran cairan ketuban.

Jangan lupa konsultasikan pada dokter sebelum Moms melakukan rutinitas berlari selama kehamilan.

(*)

Baca Juga: Dapat Bonus Badan Sehat, Ini Dia Cara Bikin Lari Pagi Jadi Olah Raga Rutin yang Mengasyikan

Tag

Editor : Amel

Sumber Healthline, nakita.grid.id