Padahal Sudah Rutin Olahraga Berlari Berbulan-bulan Tetapi Berat Badan Tak Kunjung Turun, Lalu Apa yang Salah?

Sabtu, 20 Agustus 2022 | 16:32
www.freepik.com

ketika malakukan olahraga lari, seseorang dapat membakar banyak lemak, paru-paru dipaksa menghirup banyak oksigen, otot-otot jantung terlatih, termasuk bisa meredakan stres yang dialami.

WIKEN.ID- Tahukah kamu jika olahraga berlari termasuk dalam kategori olahraga kardiovaskular yang sempurna.

Di mana ketika berlari, seseorang dapat membakar banyak lemak, paru-paru dipaksa menghirup banyak oksigen, otot-otot jantung terlatih, termasuk bisa meredakan stres yang dialami.

Bahkan ada juga yang melakukan olahraga lari untu menurunkan berat badan.

Olahraga berlari termasuk dalam kategori olahraga kardiovaskular yang sempurna.

Baca Juga: Kehidupan Gisel Hari Ini, Scorpio Girl Harus Menghilangkan Kebiasaan Memendam Emosinya, Bisa Membahayan Hubungan Asmara!

Di mana ketika malakukan olahraga lari, seseorang dapat membakar banyak lemak, paru-paru dipaksa menghirup banyak oksigen, otot-otot jantung terlatih, termasuk bisa meredakan stres yang dialami.

Kamu sering disarankan berolahraga, terutama lari untuk mengikis lemak di perut kamu.

Namun beberapa orang yang mengikuti saran itu, setelah rutin lari selama beberapa bulan, ternyata tetap seberat dan segemuk sebelumnya.

Apa yang salah?

Sayangnya, meski memperbaiki kesehatan jantung, menguatkan tulang dan otot, serta menambah kebugaran, lari bukanlah sihir ajaib yang membuat orang langsung menjadi langsing.

Baca Juga: Segudang Manfaat Lari Pagi, Berikut Beberapa Hal yang Perlu Dilakukan Sebelum Olahraga Berlari, Apa Saja Nih?

Nah bila tujuan kamu adalah tubuh yang lebih tipis maka ada beberapa hal yang mungkin menjadi kesalahan kamu dan harus diperbaiki.

1. Kamu harus membebaskan diri makan apapun setelah lari

Kebanyakan orang merasa sudah membakar banyak kalori setelah lari sehingga tidak merasa bersalah ketika menyantap lebih banyak makanan dari biasanya.

Padahal 30 menit berlari tidak sebanding dengan cheeseburger, minumansodadan sebungkus kentang goreng.

“Inilah kesalahannya. Saat melihat jumlah kalori yang terbakar di mesin treadmill atau aplikasi, kita merasa berhak mengembalikan jumlah yang sama lewat makanan,” ujar terapis diet Kim Feeney.

Baca Juga: Ramalan Nagita Slavina Hari Ini: Kehidupan Karir Aquarius Cobalah Berpikir Kedepan, Keuangan Anda Butuh Perawatan

“Selain itu, latihan kardio membuat kita kelaparan, sehingga tanpa sadar makanan yang kita santap melebihi yang kita bakar.”

Bayangkan ini, kamu membakar 100 kalori untuk setiap kilometer jarak yang kamu tempuh.

Jadi setiap 5 kilometer Anda membakar 500 kalori.

Lalu kamu menyantap nasi goreng atau mie goreng yang kamu kira kalorinya tak seberapa.

Padahal makanan itu mengandung sedikitnya 700 kalori.

Tak heran bukannya menjadi langsing, perut kamu justru semakin buncit.

Baca Juga: Wisat Malam Solo Menawarkan Berbagai Jenis Macam Kuliner Makanan, Berikut Lokasi yang Wajib Kamu Kunjungi Saat Liburan!

2. Anda istirahat terlalu lama

Tubuh kamu perlu pemulihan setelah olahraga.

Namun beberapa orang mengambil waktu istirahat terlalu panjang dengan tidak melakukan apapun.

Seseorang misalnya berlari pada hari Sabtu, lalu bermalas-malasan sepanjang akhir pekan.

Ia mungkin membakar sejumlah kalori saat lari, namun selama 48 jam setelahnya kalori yang terbakar mungkin lebih sedikit dibanding seandainya dia melakukan kegiatan lain seperti piknik atau jalan-jalan ke mal.

3. Ngemil dan bermalas-malasan

Daripada tidur-tiduran sebagai bentuk pemulihan, lebih baik bila kamu melakukan kegiatan fisik yang ringan atau sedang, seperti mencuci mobil, berjalan santai, atau memotong rumput.

Dengan begitu, tubuh bisa memulihkan diri, sekaligus tetap membakar kelebihan kalori.

Baca Juga: 4 Manfaat Lari Pagi Berpengaruh untuk Tubuh, Mampu Kurangi Stres hingga Kualitas Tidur

4. Tubuh cepat menyesuaikan diri

Hal lain yang membuat tujuan lebih sulit dicapai adalah karena tubuh kamu mudah beradaptasi sehingga membuat usaha kita lebih ringan.

Mungkin pada minggu pertama berlari, tubuh masih kaget dan membutuhkan lebih banyak energi untuk menyelesaikan kegiatan itu.

Namun di minggu-minggu berikutnya, tubuh sudah menyesuaikan diri sehingga aktivitas berlari tidak seberat sebelumnya.

Secara biologis tubuh kita memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap gerakan yang dilakukan berulang sehingga jumlah kalori yang terbakar untuk sebuah usaha akan semakin kecil.

Jadi jika kamu rutin berlari, maka kalori yang dibakar tubuh akan semakin sedikit dari waktu ke waktu.

5. Berlari di medan yang menanjak

Untunglah cara mengakalinya cukup sederhana.

Kamu cukup memodifikasi latihan sehingga tubuh dipaksa untuk bekerja lebih keras dan menghadapi tantangan yang berbeda.

Baca Juga: Blak-blakan Depan Mertua, Raffi Ahmad Minta Izin Poligami dengan Gadis Usia 17 Tahun, Mama Rieta: Tega Banget!

Misalnya hari ini kita berlatih lari jarak jauh dengan kecepatan rendah, pada latihan berikutnya cobalah latihan lari cepat atau lari di medan menanjak.

Intinya ubahlah kecepatan, jarak, dan medan setiap kali latihan agar tubuh kita mendapat tantangan berbeda.

6. Kamu tidak berlatih beban

Berlari memang akan membakar kalori.

Tapi agar yang terbakar lebih banyak, kamu perlu melatih otot-otot kita karena di situlah tungku pembakar kalori berada.

Berlari saja hanya akan menghasilkan ketahanan otot, namun tidak membangun banyak massa otot.

7. Berlatih angkat beban

Dengan menambahkan latihan beban dan kekuatan, kamu membangun lebih banyak serat otot sehingga metabolisme meningkat.

Melatih otot akan sekaligus menambah kemampuan berlari, terutama jika yang dilatih adalah otot kaki.

Bila kamu memperbaiki rutinitas lari dan cara hidup kamu seperti saran di atas, maka bukan saja perut rata yang kamu dapatkan, namun juga bonus tubuh yang lebih kuat dan bugar. (*)

Editor : Hafidh