WIKEN.ID -Pada masa pandemi ini banyak orang berlomba-lomba melakukan olahraga untuk menjaga tubuh agar tetap sehat.
Salah satu olahraga yang banyak diminati banyak orang adalah berlari.
Pasalnya, olahraraga berlari mudah dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang banyak.
Meskipun menyehatkan, berlari merupakan high impact dan melakukannya terlalu sering bisa memicu cidera pada tubuh.
Penelitian menyimpulkan, berlari 5-10 menit dalam kecepatan sedang (sekitar 10 km perjam) setiap hari, akan berdampak positif bagi tubuh.
Manfaatnya antara lain menurunkan risiko serangan jantung atau stroke, mengurangi risiko kanker, termasuk penyakit saraf seperti Alzheimer dan Parkinson.
Itu belum termasuk tubuh yang bugar, mood yang baik dan kualitas tidur meningkat.
Walau begitu, berlari setiap hari meningkatkan risiko cidera karena penggunaan berlebihan (overuse injury).
Hal itu terjadi karena melakukan aktivitas fisik terlalu banyak, terlalu cepat, dan tidak membiarkan tubuh beradaptasi.
Overuse injury juga bisa terjadi karena sepatu lari yang sudah tidak layak atau pemakaian otot tertentu yang berlebihan.
Untuk menghindari dampak negatif lari, selalu gunakan sepatu lari yang tepat dan ganti sepatu secara berkala.
Jangan langsung lari dalam jarak yang jauh, namun tambahlah secara bertahap.
Para ahli juga menyarankan untuk menggabungkan lari dengan latihan lain, seperti bersepeda, berenang, atau latihan beban.
Yang tidak kalah penting adalah selalu melakukan pemanasan sebelum berlari.
Pada dasarnya berlari beberapa menit setiap hari sudah menyehatkan.
Tapi, menurut studi sebenarnya kita tidak perlu berlari setiap hari.
Para atlet lari elit pun mencoba menghindari cidera dengan membuat perencanaan latihan yang dikombinasi.
Misalnya jika hari ini sudah berlari, esok mereka akan berenang atau olahraga lainnya, agar otot-otot yang bekerja keras saat kita lari beristirahat. (*)