WIKEN.ID -Salah satu olahraga yang kini dijalani banyak orang adalah berlari.
Olahraga berlari digemari banyak kalangan karena mudah dilakukan dan tidak membutuhkan biaya yang banyak.
Lari merupakan gerakan tubuh yang memang ada pada setiap orang dan normal dilakukan dari dulu sampai sekarang.
Namun ada yang perlu diperhatikan saat akan melakukan olahraga lari.
Hal ini disampaikan oleh Spesialis Kedokteran Olahraga, dr Hario Tilarso SP KO.
"Lari itu kalau dilakukan itu gak langsung panjang. Ada space tertentu yang nyaman buat kita.
Itu biasanya yang penting kaki jatuhnya pada tumit atau pertengahan," ungkapnya pada kanal YouTube RS Premier dikutip Tribunnews, Senin (21/3/2022).
Hal ini merupakan gerakan normal untuk lari jarak jauh. Setiap orang bisa melakukan itu.
Kecepatan orang yang terlatih bisa lebih cepat. Sedangkan orang yang belum terlatih tidak bisa cepat.
Nah lari, ternyata salah satu olahraga yang cepat membakar banyak kalori.
Namun, benturan pada kaki cukup keras. Begitu kaki menghantam tanah atau lantai, maka kaki menahan bobot sama dengan 5-8 kali berat badan.
Karenanya bagi orang yang berbobot tubuh besar atau obesitas, lari menjadi salah satu olahraga yang belum disarankan untuk dilakukan.
"Bisa bayangkan jika berat 100 kilogram, bisa 800 kilogram dihantam ke telapak kaki. Itu bisa menyebabkan cedera.
Itu makanya pelari cedera begitu. Mereka kadang over distance.
Mesti dikurangi," katanya dr Hario menambahkan.
Oleh karena itu, untuk mereka yang beratnya berlebih, diajurkan untuk jangan lari.
Ia pun memberikan beberapa opsi untuk olahraga.
Di antaranya seperti berenang, sepeda atau bahkan jalan kaki.
Beraktivitas dengan berjalan kaki terbilang aman karena hanya 1 kali berat badan dihantam ke tanah.
"Bedanya di situ. Jalan kaki lebih aman. Apa lagi kalau orangtua, kita anjurkan pak gak bisa lari gak apa apa, jalan saja.
Itu paling aman menurut saya," pungkasnya.(*)
Baca Juga: Catat Baik-baik Kesalahan yang Sering Dilakukan Pemula saat Olahraga Lari