Toyota Eco Youth 12 Ajak Anak Muda Indonesia Atasi Tantangan Perubahan Iklim, Paling Mudah Lewat Lemari Baju!

Jumat, 17 Desember 2021 | 20:08
kompas.com

Ilustrasi perubahan iklim.

WIKEN.ID-Masalah perubahan iklim menjadi hal yang serius dan tengah dihadapi oleh warga dunia.

Mengingat pentingnya masalah tersebut, Toyota Indonesia bersama dengan National Geographic Indonesia menggelar webinar dengan tajuk Toyota Eco Youth 12: Netralitas Karbon dan Peran Anak Muda Indonesia.

Netralitas karbon merupakan istilah yang digunakan dalam upaya menyeimbangkan jumah karbon dioksida atau gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca.

Baca Juga: Resep Creamy Kiwi Lamington: Camilan Sehat Nikmat Khas New Zealand

Berbagai cara bisa dilakukan seperti menanam pohon, hemat listrik dan menggunakan sumber energi yang lebih ramah.

Tidak hanya peran pemerintah, permasalahan penting ini juga bisa perhatian para generasi muda.

Itulah yang menjadi tujuan webinar yang dilaksakan pada Jumat (17/12/2021).

Webinar tersebut dihadiri oleh sejumlah perwakilan dari berbagai sekolah di Indonesia.

Acara dimulai dengan sambutan dari Bob Azam selaku Director Administration, Corporate & External Affairs, Technical Goverment Affairs Toyota.

Baca Juga: Resep Camilan Sehat dan Nikmat Chocolate Honey Kumara Khas New Zealand

Lebih lanjut, dalam sambutannya, Sekertaris Jenderal Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Bambang Hendroyono, menyampaikan upaya pemerintah untuk mengurangi emisi karbon mencapai angka netral.

Beberapa upaya yang dilakukan di antaranya, restorasi lahan gambut, menanam kembali, penegakan hukum, hingga rehabilitasi dan konservasi mangrove.

Dengan mengundang sederet narasumber ahli di bidang lingkungan, acara ini diharapkan bisa mengajak para generasi muda untuk menjaga lingkungan.

Baca Juga: Demi Selamatkan Kucing yang Terjebak di Tiang Telepon, Karyawan Ini Malah Diskors Lebih dari 2 Minggu

Sehingga tujuan untuk mencapai netralitas karbon bisa cepat terwujud.

Ada beberapa narasumber yang menjadi pembicara dalam seminar tersebut.

Mahawan Karuniasa selaku Dosen Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia dan Ketua Umum Jaringan Ahli Perubahan Iklim dan Kehutanan Indonesia memaparkan hal-hal sederhana yang bisa dilakukan oleh generasi muda untuk mengurangi emisi karbon.

Yakni, mengurangi penggunaan listrik dengan memakai produk elektronik dan mengurangi sampah.

Baca Juga: Alami Kejadian Nahas, Kucing Lucu Ini Terpaksa Kehilangan Dua Kaki Kecilnya

Mahawan Karuniasa juga menyebut beberapa negara sebagai penghasil emisi karbon tertinggi dan dipegang oleh China.

Walaupun Indonesia tak termasuk, namun sebagai negara berkembang, Indonesia harus terus memperhatikan lingkungan agar menjadi negara maju namun tetap ramah lingkungan.

Narasumber lainnya, Kepala Bidang Penyelenggaraan Ekspose Generasi Lingkungan Susi Herawati mengungkapkan peran-peran generasi muda untuk menjaga lingkungan.

Sementara Miss Earth 2020 Monica Khonado fokus membahas sampah tekstil yang selama ini kurang dilirik.

Baca Juga: Kucing Ini Lari Tunggang Langgang Ketakutan Saat Dikejar-kejar Tikus Kecil

Demi mengurangi limbah fashion, Monica mengajak para generasi muda untuk melakukan diet fashion.

Maksudnya adalah dengan mengurangi pembelian baju baru yang bisa diakali dengan membeli baju bekas atau thrifting.

Monica juga mengajak generasi muda untuk membongkar lemari pakaian mereka sendiri dan memilih untuk memadu padankan busana yang dimiliki agar tetap terihat fashionable namun tetap memperhatikan lingkungan.

Baca Juga: Harganya Makin Meroket, Berikut Tips Cara Menyimpan Cabai agar Tak Mudah Membusuk, Hanya Perlu Bahan-bahan yang Ada di Rumah Ini

Pixabay

ilustrasi pakaian putih

Monica menaruh perhatian khusus pada busana lantaran industri fashion ternyata menjadi salah satu penyumbang besar dalam emisi karbon.

Menurut Greenpeace seperti dilansir dari Stylo, proses pewarnaan di industri fashion menggunakan 1,7 juta ton berbagai bahan kimia dalam keseluruhan proses termasuk bahan kimia berbahaya seperti PFC (kelas bahan kimia yang digunakan untuk mengusir minyak dan air dari pakaian, beracun untuk dikonsumsi), logam berat, amonia, phthalates, dan formaldehyde.Karena kurangnya kendali mutu dan kebutuhan untuk produksi yang lebih cepat, banyak pabrik kekurangan sumber daya dan waktu untuk mengelola limbahnya secara efektif.Oleh karena itu, racun ini berakhir di saluran air kita.

Selain mencemari air, industri fashion juga mengonsumsi banyak air. Setiap tahun, 2 miliar pasang jeans diproduksi, dan satu pasang membutuhkan 7.000 liter air untuk memproduksinya.

Baca Juga: Bingung Cari Hewan Peliharaan, Pahami Manfaat Pelihara Anjing

Untuk membuat kaos, dibutuhkan 2.700 liter air untuk membuatnya hanya satu, itu sama dengan jumlah air yang diminum rata-rata orang selama 900 hari (menurut Greenpeace)!

Penyanyi Andien Aisyah yang juga merupakan seorang Pegiat Gaya Hidup Ramah Lingkungan memaparkan hal serupa dengan Monica.

Dengan Yayasan Setali, Andien Aisyah melakukan daur ulang sampah-sampah pakaian agar bisa digunakan kembali.

Toyota sendiri juga berupaya untuk menjaga lingkungan dengan mengeluarkan produk-produk ramah lingkungan.

Bob Azam membocorkan, Toyota akan memproduksi mobil listrik buatan anak bangsa di tahun depan yang diharapkan mampu mengurangi emisi karbon namun tetap memperhatikan mobilitas masyarakat.(*)

Editor : Agnes

Baca Lainnya