WIKEN.ID -Virus corona sedang menjadi momok bagi masyarakat Indonesia.
Pasalnya, angka kasus inveksi virus corona terus mengalami peningkatan sejak kasus pertama dikonfirmasi pada 2 Maret.
Hingga Selasa (24/3/2020) tercatat kasus positif corona bertambah menjadi 686 kasus, dan 55 pasien meninggal dunia.
Virus tersebut penularannya sangat cepat.
Bahkan pasien Covid-19 yang meninggal dunia pun juga memiliki SOP sendiri dalam pengurusannya.
Dalam Pedoman Kesiapsiagaan Covid-19 yang diterbitkan pemerintah pada 17 Februari lalu, jenazah korban Covid-19 tidak boleh disemayamkan lebih dari 4 jam.
Selain itu, jenazah yang meninggal akan dibungkus oleh rumah sakit dan diantar dengan mobil jenazah khusus harus segera dimakamkan.
Namun, kejadian ini berbeda dengan SOP yang telah diterapkan pemerintah.
Keluarga dari pasien PDP corona yang meninggal dunia di Kolaka, Sulawesi Tenggara, ini nekat membawa jenazah pulang ke rumah untuk dimakamkan.
Dikutip dari tayangan Kompas.TV, keluarga ini nekat membawa pulang jenazah yang masih terbungkus dengan plastik menggunakan mobil pribadi, bukan ambulans.
Setibanya jenazah di rumah duka, sejumlah sanak saudara dan kerabat telah menanti jenazah yang telah dibawa dari rumah sakit.
Hal tersebut dibenarkan oleh RSUD Bahtermas Kendari adanya satu pasien dalam pemantauan (PDP) corona meninggal dunia.
Sebelum meninggal, pasien tersebut dirawat selama dua hari di RSUD Bahtermas, Sulawesi Tenggara.
Diketahui pasien PDP corona tersebut berusia 34 tahun tersebut telah menjalani uji swab, namun hasilnya belum keluar saat meninggal dunia.
"PDP corona meninggal, meninggalnya karena faktor penyakit bawaan yakni bronkopneunia," ujar Syarif Subijakto Dirut RSUD Bahtermas, Sulawesi Tenggara.
"Sudah dua hari dirawat disini, hari ketiga meninggal. Sudah ditangani dokter penyakit dalam dan diobati," Sambung Syarif Subijakto.
Pada kesempatan yang sama, juru bicara penanganan Covid-19 kolaka, Dr. Muhammad Aris, menjelaskan peristiwa yang terjadi.
"Sebetulnya pasien ini setelah meninggal akan diberlakukan sebagaimana peraturan, sehingga jenazah sudah dibungkus dan akan diberlakukan mayat semestinya. Tetapi puhak keluarga menolak, sehingga keluarga mengankatnya ke mobil pribadi dan dibawa ke Kolaka," ujar Muhammad Aris.
Muhammad Aris menyatakan, prosesi pihak medis tidak berkesempatan campur tangan dalam pemakaman jenazah.
"Jadi waktu jenazah tiba dirumah duka, sudah dikerumunin orang banyak, lalu di mandikan dan di makamkan. Prosesnya begitu cepat, sehingga tidak melibatkan petugas medis sama sekali," ujar Muhammad Aris.
Muhammad Aris juga berujar bahwa setibanya dirumah duka, pihak keluarga membuka plastik jenazah.
"Ya, Pihak keluarga membuka plastik jenazah dan melakukan prosesi pengurusan mayat seperti biasa dan pemakamannya juga seperti biasanya.
Dokter Aris mengatakan bahwa pihaknya saat ini fokus mendata orang-orang yang kontak dengan jenazah.
"Kami saat ini sedang melakukan pendataan, siapa saja yang kontak langsung dengan jenazah, kemudian akan diperiksa dan dilakukan tindakan-tindakan selanjutnya, dan kami tetap akan menganjurkan untuk melakukan isolasi mandiri dulu sambil kita menunggu perkembangan," kata Dokter Muhammad Aris.
"Tapi langkah awal saat ini, bahwa keluarga yang kontak langsung ini segera melakukan isolasi," ungkap Dokter Muhammad Aris. (*)