WIKEN.ID -Pembahasan mengenai keperawanan seolah tak pernah ada habisnya.
Pembahasan ini kembali meluas setelah perdebatan mengenaites keperawanan yang dilakukan oleh beberapa lembaga saat melakukan seleksi.
Keperawanan seseorang masih dijadikan salah satu parameter untuk lolos tidaknya ke sebuah lembaga.
Tes tersebut menjadi salah satu parameter bagaimana faktor keperawanan masih menjadi sorotan.
Masih berlakunya tes keperawanan di beberapa lembaga itu menimbulkan beberapa perdebatan, terutama soal keperawanan itu sendiri.
Pengajar Universitas Indonesia, Kunthi Tridewiyanti, mempertanyakan alasan mengapa hanya perempuan yang menjadi sasaran utama penyebab kerusakan moral sehingga diperlukan tes keperawanan.
Dilansir Kompas.com, Kunthi meminta pencetus tes keperawanan juga tidak melupakan adanya hak-hak konstitusional yang dilanggar, terutama terkait kesehatan reproduksi perempuan dan hak pendidikan perempuan.
"Perempuan seharusnya bukan obyek, melainkan subyek yang harus dihormati. Yang harus dihargai martabatnya," katanya.
Pembahasan soal keperawanan juga ternyata sempat membuat pedangdut Via Vallen geram.
Iajuga blak-blakan mengungkap pendapatnya soal tubuh ideal dan ramping.