WIKEN.ID -Dua anak babi chimera yang memiliki DNA monyet telah lahir di Cina.
Setelah percobaan yang menciptakan kegaduhan di antara para ilmuwan.
Baca Juga: Wanita ini Dilarang Melihat Babi yang Diselamatkan
Para peneliti berharap langkah itu akan memungkinkan pertumbuhan organ manusia di dalam hewan untuk transplantasi.
Tetapi yang lain telah memperingatkan untuk tidak berperan sebagai Tuhan.
Mereka mengatakan implikasi etis dari eksperimen semacam itu akan menakuti mereka.
Baca Juga: Seorang Wanita Lansia Diserang Kawanan Babi Liar, Tubuhnya Penuh Gigitan dan Luka Memar
Butuh lebih dari 4.000 embrio untuk membuat anak-anak babi, yang memiliki materi genetik dari monyet cynomolgus di hati, limpa, paru-paru dan kulit mereka.
Mereka meninggal dalam waktu seminggu tetapi keduanya tampak normal ketika mereka pertama kali lahir.
Baca Juga: Jumlahnya Semakin Meningkat, Siapa Sangka Populasi Babi Hutan Ternyata Beri Dampak Positif
Douglas Munoz, seorang ahli saraf di Queen's University di Kingston, Kanada berpikir proyek itu adalah jalan yang berbahaya untuk dilalui.
"Bagi kita untuk mulai memanipulasi fungsi kehidupan dengan cara seperti ini tanpa sepenuhnya tahu cara mematikannya, atau menghentikannya jika terjadi kesalahan benar-benar membuatku takut," ucapnya.
Pada bulan Juli, Cina mengusulkan untuk membuat monyet dengan sebagian otak yang berasal dari manusia dengan tujuan mempelajari penyakit seperti alzheimer.
Pakar sel punca, Universitas Yale Alejandro De Los Angeles, mengatakan mengadaptasi hewan untuk membantu merangsang penyakit manusia.
Baca Juga: Seperempat Populasi Babi Mati akibat Demam Babi, Ternyata Virusnya Dibawa Dari Afrika
Hal itu telah menjadi cawan suci penelitian biomedis selama beberapa dekade.
Namun dia mengatakan pendekatan terkoordinasi diperlukan untuk memastikan proyek seperti itu dilakukan secara etis.
Baca Juga: Hewan Mirip Babi Pemakan Daun Ditemukan Warga di Selokan Kebun Sawit, Ternyata Lagi Hamil
Embrio hibrida manusia-babi diciptakan pada Januari 2017 oleh para ilmuwan di San Fransisco.
Tetapi meninggal 28 hari kemudian.
Diharapkan penelitian ini dapat menawarkan alternatif untuk donasi organ.
Sekitar tiga orang sehari meninggal di Inggris menurut NHS dan 12 di AS karena organ pengganti tidak dapat ditemukan.
(Mega Khaerani)