Dikutip dari Kompas.com, ini sebenarnya berawal dari tahun 1993 ketika FDA menyetujui departemen peternakan di Amerika untuk menggunakan hormon pertumbuhan (rBGH) pada hewan ternak.
Praktek tersebut menyebabkan produksi susu sapi meningkat pesat sehingga harga susu pun bisa ditekan.
Baca Juga : Diare Hingga Buang Air di Celana, Atlet Marathon China Tetap Dapatkan Juara 1, Ini Dia Videonya!
Namun hal itu juga menimbulkan kontroversi karena rBGH meningkatkan konsentrasi insulin-like growth factor (IGF), hormon yang terkait kanker, dalam susu meningkat.
Tetapi, berbeda dengan hormon steroid yang bisa dikonsumsi secara oral, rBGH dan IGF harus disuntikkan untuk mendapatkan efeknya.
Hal itu karena proses pencernaan akan menghancurkan hormon protein ini.
Karena itu minum susu yang berasal dari sapi yang diberi hormon tidak serta merta mentrasfer bahan aktif kimia ini ke dalam tubuh.
Dengan kata lain, rBGH dan IGF baru bisa menyebabkan kanker jika disuntikkan langsung ke tubuh manusia.
Meski begitu, karena persoalan etik, kini praktik pemberian hormon pada ternak sapi sudah dilarang.