Follow Us

Mati Terpotong 18 Bagian, Kisah Politikus Cantik yang Inginkan Tongkat 'Sakti' Soekarno hingga Senyum Usai dengar Putusan

Amel - Rabu, 20 Oktober 2021 | 18:22
Mona Fandey ketika dikawal menuju ruang persidangan

Mona Fandey ketika dikawal menuju ruang persidangan

Trio pembunuh itu sempat mengajukan banding ke pengadilan pada 1999, namun ditolak. Hukuman gantung tetap menanti. Ditetapkan eksekusinya pada 2 November 2001.

Baca Juga: Puluhan Tahun Dipoligami Pengacara Kondang, Artis Lawas Ini Tinggali Rumah Bak Istana, Ruang Makannya Bikin Melongo!

Hari eksekusi

Hari eksekusi tiba. Mona berulang kali berseru, “Aku tak akan mati”.

Sambil tersenyum penuh misteri, Mona mengucapkan kalimat itu berulang-ulang.

Delapan jam sebelum eksekusi mati, Mona dan Affandi diizinkan untuk bertemu dengan seluruh anggota keluarga mereka.

Diceritakan kalau Mona dan Affandi menghabiskan waktu-waktu terakhir itu dengan menasihati anak-anaknya.

Pasangan Mona dan Affandi memang punya banyak anak. Sebab pernikahan keduanya bukan yang pertama, Bagi Mona, Affandi adalah suami ketiga. Sebaliknya, Mona adalah istri kedua Affandi.

Sebuah kelaziman peradilan Malaysia, sebelum tahanan menjalankan hukuman mati, mereka boleh mencicipi makanan kesukaan sebagai makanan terakhir. Namun ketiganya menolak. Bertemu dengan keluarga saja sudah cukup, katanya.

“Tumbuhlah menjadi anak yang baik, jaga diri baik-baik,” petuah Mona pada keluarga saat itu.

Ketenangan mereka sebelum eksekusi membuat banyak pegawai penjara keheranan juga. Apalagi klaim Mona yang menyatakan ia tidak akan mati, masih terus meninggalkan tanda tanya bagi banyak orang. Tidak sedikit yang menghubung-hubungkannya dengan sisi mistis.

Baca Juga: 15 Tahun Rela Jadi Istri Kedua, Sosok Artis Sinetron Ini Akui Tak Masalah Dapat Cibiran: Enggak Boleh Banyak Tuntutan

Editor : Wiken

Latest