Capriles mengatakan shaman merupakan ritual yang menggunakan tanaman untuk digunakan dalam keadaan spiritual.
Seperti berhubungan dengan leluhur yang hidup di dunia lain. "Ada kemungkinan dukun empunya kantong ini mengonsumsi banyak tanaman berbeda untuk menghasilkan efek berbeda atau memperpanjang masa halusinasi," terang Capriles.
Yang membuat arkeolog terkejut adalah tidak ada satu pun bahan dalam "bungkus ritual" berasal dari daerah yang mereka tinggali.
Secara spesifik, Capriles menuturkan tidak ada zatu pun psikotropika berasal dari tanaman yang ditanam di kawasan Anders.
Menyembulkan spekukasi mereka melakukan pertukaran dengan pihak lain. Atau, mencari sendiri tanaman tersebut.
"Penemuan ini mengingatkan kami bahwa masyarakat kuno sudah mengetahui khasiat tanaman itu menggunakannya untuk medis atau ritual keagamaan," papar dia.
Penelitian yang mendapat dukungan dari National Geographic Society dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences pada 6 Mei lalu.
(*)