Follow Us

Miliki Racun Termahal Mencapai Rp 591 Miliar, Jenis Kalajengking Paling Berbahaya di Dunia Ini Ternyata Miliki Manfaat!

Amel - Selasa, 14 April 2020 | 07:00
Miliki Racun Termahal Mencapai Rp 591 Miliar, Jenis Kalajengking Paling Berbahaya di Dunia Ini Ternyata Miliki Manfaat!
Grid.ID

Miliki Racun Termahal Mencapai Rp 591 Miliar, Jenis Kalajengking Paling Berbahaya di Dunia Ini Ternyata Miliki Manfaat!

Setiap kalajengking akan menghasilkan 2 mg saja, jadi untuk mendapatkan satu 3,7 liter dibutuhkan setidaknya 2,64 juta kali tetesan.

Baca Juga: Dulu Jadi Kuli Pasar Hingga Bikin Ibunya Nangis, Rumah Mewah Bergaya American Classic Ini Jadi Bukti Kerja Keras Artis Tampan Ini, Siap-siap Dibikin Melongo!

Steve Trim, pendiri Venomtech, mengungkapkan obat-obatan AS berspesialisasi dalam racun kalahjengking.

Namun, dia pernah dipenjara oleh Israel karena berusaha meyakinkan bahwa hewan ini memiliki 100 kali lebih berbahaya daripada sengatan lebah.

Meski demikian, sejumlah racun dalam kalajengking emas bisa menjadi harta karun yang sangta berharga untuk mengembangkan obat-obatan.

Misalnya, chlorotoxin-nya mampu mengikat dengan sempurna sel kanker otan dan tulang belakang.

Baca Juga: Pilih Nikahi Anjingnya Sendiri Sejak 2009, Wanita Ini Mengaku Hanya Gara-gara Hal Ini, Tak Habis Pikir!

Selain itu juga dapat mengidentifikasi ukuran dan lokasi tumor yang tepat juga untuk membasmi malaria.

Lalu Kaliotoxin-nya dapat membantu tikis melawan penyakit tulang, dan hingga saat ini ilmuwan masih mencoba untuk menelitinya.

Bahkan, pada ilmuwan mengharapkan bahwa racun kalajengking ini akan lebih banyak dikembangan untuk kebutuhan medis.

Baca Juga: Dulu Ditemukan di Kolong Jembatan dan Kedinginan dalam Kardus, Ini Dia Kabar Keenan, Bayi yang Kini Jadi Anak Pejabat NegaraBaca Juga: Bikin Merinding, Ibu Ini Tak Sengaja Temukan Rumah Prostitusi yang Letaknya Tak Jauh dar Gerbang Sekolah Anaknya

Kalajengking adalah arthropoda dengan kalajengking beracun, saat ini diketahui bahwa hanya ada 25 kalajengking berbahaya bagi manusia.

Editor : Wiken

Latest