Survei yang telah dilakukan WCS menunjukkan 13 kali kehadiran musang sulawesi di delapan titik yang ditaruh di TNBNW.
"Ciri khasnya memiliki cincin-cincin putih bagian ekor. Satwa ini juga termasuk nokturnal, mungkin inilah yang membuat musang sulawesi jarang dijumpai. Justru yang sering terpantau musang melayu,” ucap Iwan.
TNBNW yang merupakan kawasan konservasi darat terluas di Sulawesi yang mencapai 282.008,757 hektar berada di dua provinsi yaitu Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Kawasan konservasi itu selain merupakan rumah bagi musang sulawesi, juga merupakan tempat hidupnya satwa-satwa endemik Sulawesi, seperti dua jenis anoa, dua jenis monyet, babirusa sulawesi, dan lain-lain.
“Masih banyak penelitian yang harus dilakukan untuk mengidentifikasi musang sulawesi ini. Kebutuhan saat ini adalah survei populasi,” papar Iwan.
(Mega Khaerani)