Sidang akan diatur untuk menganalisis sejauh mana kerusakan yang terjadi pada populasi koala.
Sementara para ahli ekologi memperingatkan tidak ada perencanaan untuk menyelamatkan hewan-hewan itu.
Direktur eksekutif Science for Wildlife, Dr Kellie Leigh, mengatakan di persidangan, kami mendapatkan banyak pelajaran dari ini dan itu hanya menunjukkan betapa tidak siapnya kita.
"Tidak ada prosedur atau protokol di tempat. Bahkan penjaga satwa liar tidak memiliki protokol untuk kapan mereka bisa masuk setelah kebakaran," ucapnya.
Dia menambahkan, pihaknya hanya tidak berdaya saat ini.
Dengan cara seperti biasa kita tidak punya cara untuk menghadapinya, tidak ada cara untuk mengelolanya.
Presiden Aliansi Hutan Timur Laut dan ahli ekologi, Dailan Pugh mengatakan lebih dari 2.000 koala diperkirakan tewas dalam kebakaran itu.
Sementara hampir sepertiga dari habitatnya telah hilang di pantai utara.
Pada hari Minggu, Cate Faehrmann, ketua penyelidikan, mengatakan hilangnya banyak hewan yang mati, seharusnya mendorong pihak berwenang untuk memperkenalkan upaya konservasi yang lebih kuat.