Salah satu kemungkinannya gajah merupakan sara transportasi, baik dalam ektivitas ekonomi maupun militer.
“Sebenarnya, gajah sudah digunakan masyarakat di Asia Tenggara, jauh sebelum hadirnya Kerajaan Sriwijaya. Bangsa melayu awal di Sumatera menggunakan gajah sebagai sarana transportasi dan tenaga pengangkut di daratan,” kata Dr. Husni Thamrin, budayawan melayu Palembang dikutip dari mongabay.co.id, Sabtu [05/10/2019].
Seorang arkeolog, Nurhadi Rangkuti juga menyatakan kawasan Cengal merupakan sebuah teluk yang dijadikan bandar saat masa kerjaan Sriwijaya.
Husni menambahkan, bandar itu sudah ada sebelum lahirnya kerajaan Sriwijaya. Sebab, jika melihat peta secara geografis, posisi Teluk Cengal sangat strategis.
Baca Juga: Bukan Kucing atau Anjing, Video Ini Tampilkan Cara Unik Seorang Pria Memanggil Kawanan Gajah
Cengal menghubungkan Kalimantan (barat dan selatan) dengan Pulau Jawa (utara dan barat).
"Bahkan dulunya kawasan ini berpasir seperti pantai di Bangka. Saya menemukan banyak hamparan pasir di lahan pembatas gambut dan mineral di Cengal,” katanya.
Mengenai kawanan gajah, Husni memperkirakan bahwa gajah ini digunakan sebagai alat transportasi dan angkutan barat dari daratan ke kapal.
“Mereka melintasi permukiman atau kota di masa lalu, tempat hidup dan beraktivitasnya leluhur mereka,” jelas Husni.
Baca Juga: Dua Pelaku Penusuk Wiranto Bukan Warga Pandeglang, Salah Satunya Pernah Menikah 2 Kali
Peneliti dari CIFOR, lembaga yang mengkampanyekan keberadaan gajah di Kabupaten OKI dalam film “The Elephants of South Sumatra” sebagai upaya penyelamatan rawa gambut, Yusuf Bahtimi menjelaskan kawasan Cengal merupakan habitat atau wilayah gajah di kabupaten OKI.
Tercatat ada 27 individu.