“Sampai di Surabaya kalau melukisnya. Beberapa kali juara di tingkat kabupaten,” ujarnya, saat berbincang dengan Kompas.com di kediamannya, Rabu (5/6/2019).
Lulus dari SDLB, Gozali dikirim orangtuanya ke pondok cabang Temboro di Kabupaten Nganjuk untuk belajar agama.
Selain belajar ilmu agama, Gozali juga belajar cara memijat kepada orangtua salah satu santri yang sama-sama mondok.
Keuletannya belajar memijat membuat banyak tawaran memijat datang bahkan dari luar kota. “Pernah mendapat panggilan dari Kabupaten Magetan.
Sekarang setiap hari ada saja yang memanggil untuk memijat,” ujar Nuryanto.
Keahlian dari jam dinding rusak.
Kepiawaian membuat coretan kaligrafi Machmud Gozali terasah dari sebuah jam dinding rusak yang coba-coba dilukisnya.
Berbekal cat kaca, jam dinding disulap menjadi sebuah kaligrafi yang indah.
Jam dinding yang tadinya rusak akhirnya bisa terjual berkat keahlian Gozali.