Populasi Menurun Drastis Satu Abad Terakhir hingga Terancam Punah, Berikut 5 Fakta tentang Badak

Kamis, 06 Januari 2022 | 15:06
jacobeukman/Getty Images/iStockphoto

Badak bercula

WIKEN.ID - Salah satu satwa yang paling terancam di dunia adalah badak.Upaya untuk lebih mengenal badak, setiap tanggal 22 September dunia memperingati hari badak.

Dari beberapa hewan yang paling istimewa di bumi salah satunya ialah badak, karena hewan ini memiliki tubuh besar dan ciri khas yang menonjol ditanduknya.

Sangat disayangkan, kepopuleran hewan ini justru jadi incaran para pemburu badak yang dilakukan di seluruh dunia.

Hal tersebut membuat populasi badak turun drastis hingga terancam punah.

Tidak hanya itu, dengan rusaknya habitat badak juga membuat spesies dengan nama ilmiah Rhinocerotidae ikut terancam punah.

Untuk menghindari kepunahan hewan tersebut, badak membutuhkan perlindungan manusia.

Baca Juga: Upaya Memperbaiki Populasi Orangutan Tapanuli, Satu Orangutan yang Membaik Sudah Dibebasliarkan

Berikut adalah 5 fakta menarik badak yang perlu kamu tahu, dilansir dari Mother Nature Network.

1. Mendiami Bumi selama 50 juta tahun

Badak telah tinggal di Bumi selama kurang lebih 50 juta tahun.

Saat itu, spesies badak tersebar di seluruh penjuru dunia.

Mulai dari Afrika dan Asia, juga Eropa, hingga Amerika Utara.

Perkembangan dunia menyisakan lima spesies badak saat ini, yakni badak putih dan hitam dari Afrika, badak bercula satu di anak benua India, serta badak Jawa dan Sumatera yang endemik di Indonesia.

Di masa lalu, pohon keluarga badak jauh lebih beragam.

Salah satu yang paling terkenal adalah spesies unicorn raksasa yang panjang tubuhnya mencapai 6 meter dengan tandung berukuran 2 meter di kepala.

2. Populasi badak turun drastis dalam 100 tahun terakhir

Seabad lalu, ahli memperkirakan ada sekitar 500.000 badak mendiami daratan Asia dan Afrika, namun sejak awal abad ke-20 jumlah badak turun drastis.

Tercatat hanya ada 70.000 badak pada 1970 dan hari ini tinggal menyisakan 29.000 di alam liar.

Baca Juga: Perubahan Iklim Ancam Populasi Penguin, 80 Tahun Hewan itu akan Lenyap

3. Cula badak diincar karena harganya selangit

BRENT STIRTON/WPY
BRENT STIRTON/WPY

Bangkai badak yang culanya diambil pemburu untuk dijual

Harga cula badak sangat tinggi, sampai organisasi Save the Rhino melarang media di seluruh dunia untuk mempublikasikannya.

Hal itu dilakukan para konservasionis karena mereka khawatir, hal ini justru akan mendorong lebih banyak penjahat masuk ke perdagangan cula badak dan merangsang lebih banyak permintaan konsumen.

Terlepas dari berapa harga cula badak, perlu dicarat bahwa tanduk badak mengandung keratin, senyawa yang juga ada pada kuku kuda, paruh kakatua, dan juga di rambut dan kuku kita.

Harga cula badak tinggi karena digunakan untuk pengobatan tradisional China, meski belum ada bukti ilmiah yang menyebutkan cula badak memiliki nilai obat.

"Tidak ada banyak bukti ilmiah yang mendukung klaim tanduk badak dapat menyembuhkan penyakit. Pada 1990, ilmuwan dari Chinese University di Hong Kong menemukan ekstrak tanduk badak dalam dosis besar dapat menurunkan demam tikus. Namun, jumlah konsentrasi tanduk badak yang diberikan ahli pengobatan tradisional China jauh lebih besar," menurut PBS.

4. Badak bisa bersembunyi selama beberapa dekade

Jika pemburu terus membunuh ratusan badak setiap tahun, badak liar dapat menghilang selama beberapa dekade.

Ini bukan hanya pukulan dahsyat bagi dunia, tapi juga perekonomian nasional yang mengandalkan badak untuk ekowisata.

Baca Juga: Stop Berikan Coklat pada Anjing dan Kucing, Bisa Sebabkan Kematian! Ini Penjelasannya

Badak sama seperti fauna besar lain, mereka jauh bernilai ketika hidup dibanding mati.

Satwa besar dapat menyumbangkan manfaat ekologis dan meningkatkan pariwisata.

5. Jangan bangga dengan penurunan perburuan badak

Lutfi Fauziah
Lutfi Fauziah

Badak putih bercula

Afrika Selatan adalah rumah bagi 80 persen populasi badak yang tersisa dari benua itu.

Namun, lebih dari seribu badak diburu setiap tahun antara tahun 2013 sampai 2017.

Perburuan di Afrika sudah mencapai tingkat kritis sejak 2008 hingga 2015 ketika jumlah perburuan memuncak.

Menurut Save the Rhino, di tahun 2015 sebanyak 1.349 badak di seluruh Afrika mati diburu.

Kemudian pada 2016 ada 1.167 ekor, 2017 ada 1.124 ekorm dan 2018 ada 892 ekor yang diburu.

Meski tingkat perburuan menurun, tapi angka ini masih sangat besar. Setidaknya 2-3 badak Afrika mati dibunuh pemburu setiap harinya.

"Penurunan jumlah badak yang diburu menunjukkan aksi anti perburuan memberi efek, atau mungkin juga menunjukkan semakin sedikit badak yang hidup di alam liar sehingga pemburu tidak menemukan mangsa," ujar ahli dari Save the Rhino.

"Perlu lebih banyak tindakan untuk menghentikan perdagangan ilegal dan memastikan badak memiliki masa depan," imbuh mereka. (*)

Baca Juga: Panjang Akal, Hewan Ini Selamat Dari Cengkraman Singa Karena Berpura-pura Lakukan Hal Ini

Tag

Editor : Agnes

Sumber National Geographic