WIKEN.ID - Hobi bersepeda adalah kegiatan yang menyenangkan.Dengan bersepeda, kamu dapat berjalan-jalan dan berkeliling sambil menikmati pemandangan sekitar. Hobi bersepeda tidak hanya sebagai sarana bermain dan rekreasi, hobi bersepeda juga dapat menyehatkan tubuh.
Salah satu manfaat bersepeda yang bisa kamu dapatkan adalah meningkatkan kesehatan mental.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang dengan gaya hidup aktif secara fisik, memiliki kadar kebugaran 32 % lebih tinggi daripada orang yang tidak aktif. Dalam hal ini, gaya hidup aktif dapat berupa melakukan beragam olahraga, termasuk di dalamnya bersepeda.
Dengan berolahraga, seseorang akan dapat meningkatkan suasana hati karena adanya pelepasan hormon adrenalin dan endorfin.Tidak heran anak-anak dan para orang tua juga gemar melakukannya karena bersepeda memang sangat menyenangkan.
Tentunya sangat menggembirakan jika hobi bersepeda dilakukan bersama keluarga termasuk anak-anak.lalu bagaimana jika anak-anak masih kecil dan belum bisa naik sepeda?
Di usia batita, kemampuan motorik si kecil makin berkembang, sehingga ia membutuhan alat bermain fisik agar organ-organ tubuhnya ikut aktif, selain sebagai alat eksplorasinya.
Jangan heran kalau mereka langsung jatuh hati begitu melihat kendaraan beroda tiga yang berwarna dan bercorak menarik, dihiasi pita, dan ukurannya cocok dengan tinggi badannya.
Apakah si batitakamu sudah diperkenalkan pada sepeda roda tiga?
Kalau belum, ini saatnya. Belajar sepeda roda tiga, selain akan memberikan kesenangan tersendiri pada si kecil, juga akan memberikan banyak manfaat. Penasaran? Ini dia:
- Kemampuan otot terasah.
Ketika ia mengayuh sekaligus mengendalikan kemudi sepeda, kemampuan otot kaki dan tangan anak akan terasah. Kekuatan otot-ototnya ini akan membantu meningkatkan keterampilan anak di usia selanjutnya, seperti melompat, berlari, memanjat, berjalan di titian, dan sebagainya.
* Koordinasi anggota tubuh.
Saat mejalankan sepeda, anak harus melakukan beberapa aktivitas sekaligus dalam sebuah rangkaian koordinasi mata, tangan, kaki, dan keseimbangan.
* Membuka ruang eksplorasi dan interaksi.
Dengan belajar sepeda roda tiga, anak mendapatkan kesempatan bereksplorasi ke wilayah yang lebih luas. Hal ini akan mengasah kemampuan beradaptasinya dengan lingkungan baru sebagai modal bersosialisasi kelak.
* Belajar berani dan percaya diri.
Berawal dari mendorong-dorong sepeda, didudukkan di atas sadel, lalu dibantu didorong oleh orangtua, pada tahap selanjutnya anak akan mencoba naik dan duduk ke atas sadel sendiri mencoba mengendalikan sepeda agar melaju. Nah, proses tersebut tentunya membutuhkan keberanian dan kepercayaan diri.
* Belajar mengatasi masalah.
Saat belajar sepeda roda tiga, si batitadikondisikan untuk mengatasi masalah yang ditemui. Umpama, ia harus berbelok ketika di depannya ada seseorang atau sesuatu yang menghalangi laju sepeda. Apa yang harus dilakukan ketika ada dua pilihan, jalan yang sempit dan jalan yang lebar. Keputusannya memengaruhi rasa percaya dirinya.
Dari Roda Tiga Ke Roda Empat
Memang awalnya mungkin si batita tampak ragu dengan mainan barunya. Jelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami bahwa bersepeda itu mengasyikkan. Tunjukkan bagaimana kakak atau anak tetangga menikmati kegiatan bermain sepeda.
Sepeda roda tiga aman bagi si batita karena pedalnya bersifat fix (pedal menempel secara langsung dengan roda depan), sehingga anak bisa merasakan gerakan pedal yang memutar di kaki. Awalnya ia belajar mengendalikan sambil didorong dari arah belakang. Setelah ia mampu mengendalikan sepeda, barulah ia belajar mengayuh.
Selama mengajari si kecil tentunya diperlukan kesabaran. Minta ia duduk dengan posisi yang benar, lalu letakkan kaki anak di pedal sepeda. Setelah itu, dorong perlahan sepedanya dan minta ia ikut menggenjotnya.
Ketika anak sudah bisa menggenjot pedal dengan kekuatan kakinya sendiri, lepaskan ia secara bertahap sambil tetap diajarkan cara mengontrol arah sepeda. Demikian seterusnya hingga anak terampil bersepeda.
Kalau sudah terampil, anak batita akhir bisa dikenalkan dengan sepeda roda empat yang “lebih rumit” karena terkait dengan pedal yang tidak fix, rem yang harus ditekan, dan lain-lain. Umumnya di usia 2 tahun 6 bulan, anak mulai bisa dikenalkan dengan sepeda roda empat.
Perhatikan Rambu-Rambunya
Sebelum kita mengajak si kecil bermain sepeda, perhatikan rambu-rambu berikut ini.
* Faktor keamanan.
Pastikan anak bermain di area yang aman. Bila rumah berada di lokasi pinggir jalan yang ramai, sebaiknya hindari bersepeda di jalan. Manfaatkan garasi, teras, halaman, atau taman di sekitar tempat tinggal.
* Waktu bermain.
Sebaiknya pagi hari atau sore hari ketika sinar matahari tidak terik, dan suasananya lebih nyaman.
* Dampingi si kecil.
Jaga jarak jelajah, jangan terlalu jauh, dan pastikan selalu didampingi. Bawakan minum, agar ketika anak haus, air minum ada di dekatnya.
* Ciptakan suasana menyenangkan.
Ajak si kecil bersepeda sambil mengamati dan mengenali hal-hal yang dapat menambah pengetahuannya. Lakukan dengan gembira, sambil bernyanyi atau mendering-deringkan bel yang ada di sepedanya.
Jika anak sudah bisa naik sepeda, kini nikmati waktu menjalankan hbi bersepeda sekeluarga. (*)
Baca Juga: Inilah ilah tips Memulai Hobi bersepeda, Tak Harus Membeli Sepeda Mahal