Banyak Manfaat Lari Pagi, Ternyata Rutin Ajak Berlari Anak Sejak Dini Bisa Cegah Penyakit Skoliosis Lho, Simak di Sini!

Sabtu, 27 Agustus 2022 | 09:09
Pixabay.com

Ajari anak berlari sejak dini ternyata bisa cegah penyakit skoliosis.

WIKEN.ID -Manfaat lari pagi adalah bisa menjaga tubuh tetap sehat selama pandemi.

Lari pagi bisa dilakukan di sekitar rumah.

Manfaat lari pagi dapat memberikan banyak keuntungan bagi kesehatan tubuh.

Selain itu, olahraga lari ini murah dan mudah dilakukan dimana saja.

Lari pagi bisa menjadi kegiatan awal untuk menyegarkan diri sebelum memulai aktivitas.

Baca Juga: Lagu Ciptaannya Berjudul 'Ojo Dibandingke' Viral Usai Dinyanyikan Farel Prayoga di Istana Negara, Abah Lala Ngaku Khawatir, Kok Bisa?

Selain membuat tubuh bugar, ternyata mengajak anak berlari sejak dini bisa mencegah penyakit skoliosis lho!

Diketahui, dengan rutin berlari atau berjalan cepat ternyata dapat membantu menguatkan kondisi tulang belakang.

Pasalnya saat masa pertumbuhan tulang belakang si Kecil rawan terkena berbagai gangguan salah satunya adalah skoliosis.

Dikutip dariMayo Clinic, skoliosis merupakan kelengkungan tulang belakang ke samping yang paling sering terjadi selama percepatan pertumbuhan sesaat sebelum pubertas.

Baca Juga: Heboh Munculnya Panggilan 'Sayang' Saat Rapat Komisi III DPR RI dengan Kapolri, Hotman Paris Beri Sindiran: Ketahuan?

Biasanya tulang belakang penderita skoliosis melengkung dalam bentuk S atau C atau dari satu sisi ke sisi yang lain.

Kondisi ini jika terus dibiarkan dapat memburuk, karena tulang bertambah melengkung sehingga menyebabkan sakit punggung dan masalah kesehatan lainnya.

Studi terbaru yang dipublikasikan bulan April 2017 diScientific Reports, mengungkap para peneliti dari Deakin University di Australia meneliti tulang belakang orang yang berlari dan tidak.

Mereka menganalisa 79 orang, di mana 2/3 adalah seorang pelari.

Baca Juga: Buktikan Dirinya Bukan Penyuka Sesama Jenis, Mita The Virgin Ungkap Kriteria Pria Idaman: Yang Penting Lebih Maco dari Aku

Beberapa di antara para pelari ini mengaku berlari lebih dari 30 kilometer sepekan dalam latihan.

Mereka dikelompokkan sebagai grup pelari jarak jauh.

Pelari lainnya mengaku berlari antara 12 hingga 25 mil dalam satu pekan.

Semua pelari sudah berlari setidaknya selama lima tahun.

Baca Juga: Terbukti Langgar Kode Etik, Ini Pesan Terakhir Ferdy Sambo Usai Dipecat Secara Tidak Hormat Sebagai Anggota Polri

Sementara kelompok terakhir adalah mereka yang tak pernah latihan berlari sama sekali.

Untuk mendapat hasil yang akurat, peneliti meminta relawan memakai Akselerometer selama sepekan.

Kemudian tulang belakang mereka diperiksa menggunakan MRI untuk mengukur ukuran dan kecairan cakram.

Hasilnya memang ada perbedaan, dimana cakram atau bantalan tulang rawan para pelari lebih besar dan berisi banyak cairan dari pada orang yang tidak berlari.

Baca Juga: Heboh Isu Nathalie Holscher Hamil Anak Kedua dari Sule, Ibunda Adzam Tanggapi Santai: Nanti Satunya Cewek..

Diketahui, tulang belakang manusia merupakan mekanisme yang rumit, terdiri dari tulang punggung yang berada di antara bantalan tulang rawan berbentuk cakram (intervertebral disc).

Seiring bertambahnya usia, adanya penyakit atau cedera, cakram di tulang belakang bisa menurun dan membengkak yang mengakibatkan sakit punggung dan akhirnya melemahkan fungsinya. (*)

Editor : Hafidh