WIKEN.ID- Mendapat kasih sayang orangtua dan keluarga nyatanya menjadi hak dari anak-anak.
Namun nyatanya banyak anak-anak yang kurang bahkan tidak mendapatkan hal tersebut.
Inilah yang membuat SOS Children's Village hadir dan berkomitmen membantu para anak-anak yang kurang beruntung.
SOS Children’s Villages sendiri merupakan organisasi non profit yang memberikan pengasuhan alternatif bagi anak-anak yang telah atau berisiko kehilangan pengasuhan orangtua.
Berdiri sejak 31 Januari 1985, SOS Children’s Village Semarang langsung didirikan oleh Herman Gmeiner.
Sudah 37 tahun berdiri, SOS Children’s Village Semarang berkomitmen untuk memberikan anak-anak yang telah atau beresiko kehilangan pengasuhan orang tua kebutuhan utama mereka, yaitu keluarga dan rumah yang penuh kasih sayang.
Berkesempatan melihat secara virtual area SOS Children’s Village Semarang, area ini terdiri dari 14 rumah keluarga dalam satu area, SOS Children’s Village Semarang juga terdiri dari rumah pimpinan desa, rumah untuk Tante (asisten ibu yang membantu ibu SOS) dan area lainnya yang berdiri di tanah seluas 3 hektar.
Terdapat pula Taman Kanak-Kanak SOS yang menyediakan 90 bangku dan terbuka untuk umum.
Untuk anak-anak yang telah duduk di bangku sekolah, mereka bersekolah di sekolah umum atau swasta yang berlokasi tidak jauh dari Village.
Hal ini diharapkan dapat membantu mereka untuk berinteraksi sosial dengan masyarakat sekitar.
SOS Children’s Village Semarang tidak hanya sekedar memberikan pengasuhan berbasis keluarga, tetapi juga memberikan bekal bagi masa depan anak.
Melalui berbagai kegiatan dan program, SOS Children’s Village Semarang mempersiapkan anak-anak untuk mandiri dan meraih masa depan yang cerah.
Dalam mewujudkan hal itu, SOS Children’s Village Semarang banyak bekerja sama dengan berbagai pihak, baik dari pemerintahan maupun mitra perusahaan dalam memberikan edukasi dan pelatihan di berbagai bidang bagi anak-anak dan para remaja.
“SOS Children’s Village Semarang berkomitmen untuk membantu remaja mempersiapkan kemandirian.
Dengan berbagai edukasi, pelatihan, dan kompetisi saya melihat langsung semangat anak-anak kami dalam meraih masa depan seperti yang mereka cita-citakan.
Mereka tidak hanya berfokus pada hasil, tapi mereka juga fokus dalam menjalani proses kemandirian yang sesungguhnya.
Saya berharap mereka dapat terus mengasah kemampuan mereka, pantang menyerah meraih cita-cita, dan apa yang sudah dipelajari dapat berguna bagi masa depan mereka.
Itulah yang kami lakukan, membangun jiwa raga mereka dengan kasih sayang,” ujar Ardik Setiawan, Village Director SOS Children’s Village Semarang.
"Arti SOS sendiri untuk saya adalah keluarga, tempat saya tumbuh mendapat rasa cinta dan aman.
Tempat saya mendapat ibu yang mendampingi juga mendidk saya untuk mandiri dan menjadi kakak untuk adik-adik saya.
Keluarga bukan hanya dari ikatan darah, tapi ketika kita jatuh dan terpuruk mereka ada dan menerima kita dalam keadaan apapun," ujar Putri Puji Lestari, remaja SOS Children’s Semarang.
Selain mendapatkan keluarga baru, Putri juga memenangkan kompetisi Perintisan Usaha Remaja.
Para remaja terbagi dalam 6 kelompok usaha yang mendapat pendampingan langsung dari relawan dan mitra korporasi swasta dan terpilihlah “Yaminki” sebagai pemenang.
Yaminki memproduksi serta menjual mie yamin yang terjangkau, lezat dan porsi yang pas, serta menyasar pasar masyarakat luas.
Mereka memenangkan uang tunai sebesar Rp 2.500.000,- sebagai modal lanjutan untuk usaha tersebut.
SOS Children’s Village Semarang sejak 2005 juga menyediakan SOS Social Center yang merupakan program penguatan bagi keluarga, penyuluhan kesehatan dan konsultasi psikologi.
Program ini dirancang untuk memastikan anak-anak memiliki akses ke pelayanan penting, seperti akses pendidikan dan kesehatan serta mendapatkan dukungan secara psikologi.
“Menjadi salah seorang Ibu di SOS Children’s Villages Semarang merupakan suatu kebanggaan bagi saya.
Saya melakukannya dengan sepenuh hati.
Saya tumbuh besar dengan keluarga yang hangat dan mencintai saya, saya ingin membagikan perasaan tersebut untuk anak-anak yang belum seberuntung saya.
Baca Juga: Tips Mengolah Teknik Pernapasan saat Olahraga Lari Supaya Tidak Terengah-engah
Keluarga juga bukanlah semata-mata dinilai dari ikatan darah, tapi keluarga adalah sosok yang tiap hari mendampingi, mengayomi dan melindungi kita.
Saya ingin menjadi berkah tersebut untuk anak-anak SOS Children’s Village Semarang.” ujar Riri Wahyuwulan, salah Satu Ibu di SOS Children’s Villages Semarang.
Riri Wahyuwulan juga menyebut salah satu momen yang paling disukai ketika membawa anak-anak asuhnya pulang ke kampung halamannya di Malang.
Ia sangat bersyukur pihak keluarga menerima dengan baik anak-anak asuhnya sehingga mereka merasa memiliki keluarga utuh.
Berdiri sejak 37 tahun, Ardik menyebut sudah banyak para mandiriwan yang sudah berkeluarga namun tetap berkontribusi bagi SOS Children’s Village Semarang.
“Para mandiriwan kami berkontribusi ikut membantu adik-adiknya.
Secara langsung memberikan secara material, moral dan yang terpenting adalah jalinan keluarga besar tetap terjaga sehingga dari segi kualitas tetap berkontribusi.
Tergantung bagaimana para mandiriwan saling mengisi,” ujarnya.
“Semua anak adalah anak kita. Ini sebuah prinsip yang terus kita pegang dari awal berdirinya SOS Children’s Villages Indonesia, termasuk di Semarang.
Sebagaimana kita mengusahakan kepentingan terbaik bagi anak kita, setiap anak yang diasuh atau didampingi di SOS Children’s Villages juga diberikan kesempatan yang sama.
Jiwa raga mereka dibangun dengan kasih sayang dari kehadiran ibu dan seluruh keluarga SOS.
SOS Children’s Villages akan selalu hadir untuk setiap anak yang membutuhkan kasih sayang keluarga,” ujar Gregor Hadi Nitihardjo, National Director SOS Children’s Villages Indonesia.
Di masa depan, SOS Children’s Village Semarang berharap untuk dapat terus membangun keluarga yang kuat dan penuh kasih sayang bagi anak-anak yang ditinggalkan, rentan, dan kehilangan pengasuhan orang tua.(*)
Baca Juga: 4 Olahraga yang Bisa Menjaga Berat Badan Tetap Ideal dan Membakar Kalori Banyak