Selalu perhatikan kualitas dan tetap terjadi peningkatan ekspor selama pandemi covid-19, ini sederet produk asal Selandia Baru yang demi tubuh sehat
WIKEN.ID-Tidak hanya keindahan alamnya yang memang sudah terkenal di dunia, Selandia Baru juga terkena dengan berbagai produk pangannya yang memiliki kualitas teruji.
Warga Selandia Baru mempercayai bahwa ketika alam tumbuh subur, maka kita akan mendapatkan hasil yang melimpah.
Itulah yang membuat padang rumput hijau, tanah yang subur, air jernih dan garis pantai yang tak berujung seolah kompak memproduksi makanan yang lezat dan bernutrisi bagi penduduk.
Tidak hanya bagi para warga asli Selandia Baru, makanan sehat dan lezat ini juga bisa dinikmati oleh warga dunia.
Termasuk Indonesia yang menjadi salah satu pasar utama berbagai produk asal Selandia Baru.
Khusus untuk produk dairy atau olahan susu saja Selandia Baru mencatatkan nilai ekspor sejumlah $611 juta atau sekitar Rp 8,6 triliun.
Fokus dan siap menyukseskan pemerintah menjadi nomor 1 dalam 191 negara dalam hal kesiapan perubahan iklim, Selandia Baru sukses menjadi negara yang berhasil mengurangi emisi karbon sebanyak 68% diandingkan rata-rata global.
Diana Permana, Trade Commisioner dari New Zealand Trade and Enterprise
Diana Permana, Trade Commisioner dari New Zealand Trade and Enterprise menyebut bahwa peternakan di Selandia Baru terbilang ramah kepada hewan ternak.
Hewan-hewan ternak dilepas dan makan dengan rumput alami, tidak menggunakan pakan ternak dan inilah yang membuat produk olahan susu mereka berkualitas baik.
Di samping itu, saat ini terdapat lebih dari 42.000 apiari (peternakan lebah) yang dirawat oleh 9.282 kaitiaki pī (peternak lebah) bersertifikasi. Menjadikan madu manuka—surganya madu terus terjaga kemurnian dan kualitasnya.
Didukung oleh Kementrian Industri Primer Selandia Baru, kini terdapat 100 produsen madu bersertifikasi dengan cap UMF di Selandia Baru.
Baca Juga: Hanya Modal Kulit Pisang, Penyakit Kaki Ini Langsung Hilang Seketika, Berani Coba?
Sementara dari segi teknologi pangan, Selandia Baru sukses memproduksi apel berukuran cemilan pertama di dunia dengan kandungan potasium 65% lebih tinggi, 19% lebih tinggi energi, dan 10% lebih tinggi serat dari apel pada umumnya.
Kemudian di 2016, sebuah perusahaan asal Selandia Baru berhasil mendesain sistem pengepakan yang mampu mengepak apel dua kali kecepatan manusia (120 apel per menit), demi memastikan produk ini tetap segar dan dalam kondisi terbaik saat diraih oleh konsumen.
Baca Juga: Jangan Hilangkan Bau Amis Ikan Pakai Jeruk Nipis, Rempah Satu Ini Justru Lebih Disarankan
Berbagai produk asal Selandia Baru
Teknologi yang sama juga diaplikasikan untuk memanen lebih dari 3 miliar buah kiwi setiap tahunnya.
Selalu mengedepankan produk dengan kualitas unggulan, New Zealand Trade and Enterprise menggalangkan kampanye Made With Care (Dengan Sepenuh Hati) yaitu 5 panduan sempurna dalam memilih bahan makanan berkualitas.
Yakni keamanan (safe), kelezatan (tasty), kualitas premium (premium quality), bernutrisi (nutriosous) dan etis (ethical).
“Kampanye Made with Care (Dengan Sepenuh Hati) ini menggarisbawahi komitmen para produsen makanan di Selandia Baru dalam mengolah dan menghasilkan makanan yang aman, lezat, bermutu premium, bernutrisi tinggi, serta etis untuk lingkungan.
Sebagai salah satu tujuan ekspor terbesar, kami menunjukkan kepada publik Indonesia bahwa konsumsi hariannya berasal dari tangan-tangan terpercaya, karena produsen pangan Selandia Baru sangat percaya bahwa ketika alam bertumbuh subur, kita semua pun melewah,” terang Diana Permana.
“Dengan semakin banyak penduduk dunia yang menyadari pentingnya keamanan pangan, menurut kami menunjukkan bagaimana komitmen Selandia Baru dalam memasok lebih dari 120 negara di dunia dengan produk pangan dan minuman berkualitas tertinggi menjadi imperatif saat ini,” sambungnya.
Menjadi salah satu negara yang sejak awal fokus menangani pandemi, Diana Permana menyebut bahwa kegiatan ekspor ke Indonesia masih tetap ada peningkatan meskipun tidak signifikan.
“Thanks God tidak ada penurunan, kalau ditanya semuanya pasti kena impact karena Covid-19, tapi tetap bagus untuk ekspor ke Indonesia tetap ada peningkatan walaupun tidak signifikan,”
Khususnya dalam produk olahan susu dan bawang bombay.
Diana Permana juga berharap ke depannya akan banyak pasar-pasar yang melirik Indonesia untuk memasarkan produk sehat yang lebih bervariasi.(*)