Jauh Sebelum Tragedi Kapal Selam Tenggelam, Sosok Ini Ceritakan Pengalamannya Alami Blackout di KRI Nanggala-402: Mending, 10 Detik Turun 90 Meter!
WIKEN.ID -Tragedi tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 masih menyisakan duka di Tanah Air.
Ya, setelah upaya kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Utara Bali pada Rabu (21/4/2021) lalu, kini kapal selam tersebut dinyatakan subsunk atau tenggelam.
Selain itu, TNI juga mengeluarkan status kapal menjadi On Eternal Patrol atau patroli untuk selamanya.
53 personel pun dinyatakan gugur bersama tenggelamnya KRI Nanggala-402.
Sebelumnya, KRI Nanggala-402 tenggelam dikarenaka mengalami Blackout atau mati listrik total.
Rupanya kejadian itu pernah dialami oleh Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) Laksamana Muda Iwan Isnurwanto.
Dilansir dari Kompas.com, berdasarkan konferensi pers yang digelar pada Selasa 27 April 2021, Iwan menceritakan sendiri pengalaman mencekam yang ia alami.
"Saya waktu mengawaki Nanggala pun pernah mengalami hal yang serupa namanya blackout," kata Iwan.
Kala itu Iwan sedang beristirahat di tempat tidur tingkat tiga.
Tiba-tiba kapal miring dan merosot ke kedalaman laut dengan begitu cepat.
Iwan yang sedang bersantai sontak bangkit dari tempat tidurnya.
"Posisinya adalah yang belakang ini langsung turun sampai (kemiringan) 45 derajat bisa lebih, langsung (turun) begini, tidak sampai dengan 10 detik itu (turun) sampai dengan 90 meter," kata Iwan.
Kondisi miring itu ditambah dengan gelap gulita di seluruh bagian kapan, hanya tersisa lampu darurat yang masih menyala.
Iwan mengaku saat itu komandan kapal memerintahkan awak untuk bergerak menuju haluan kapal atau bagian depan kapal dengan merangkak karena kapal telah miring 45 derajat.
"Jadi lorong itu kita merangkak, mohon maaf ini saya merinding semua karena saya pernah mengalaminya, merangkak megang itu pintu-pintu itu sampai ke depan," ujar Iwan.
Namun beruntung masalah yang menyebabkan blackout dapat segera teratasi.
Kepala kamar mesin (KKM) yang bertugas langsung menghembuskan tangki pemberat pokok dan tangki tahan tekan sehingga kapal selam bergerak naik.
Iwan mengatakan, kapal selam saat itu mengalami blackout karena ada salah satu sekring (fuse) yang terputus.
"Apa masalahnya? Ada satu fuse yang putus, padahal kita enggak tahu fuse itu di mana.
Tapi karena kecanggihan KKM pada saat itu, langsung bisa ketahuan langsung bisa diperbaiki.
Alhamdulillah saat itu," kata Iwan.
Sayang, 53 awak kapal yang berlayar dengan KRI Nanggala baru-baru ini tak seberuntung Iwan.
Seperti diketahui, KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan utara Bali, Rabu (21/4/2021).
Hingga kini, tim SAR masih terus berusaha untuk mengangkat bangkai kapal ke permukaan.
Rencananya, 53 jenazah personel KRI Nanggala-402 akan dievakuasi ke Surabaya, Jawa Timur. (*)