Seolah Membiarkan Lepasnya Timor Timur dari NKRI, Ternyata Ini Alasan Cerdas BJ Habibie yang Tak Banyak Orang Tahu, Demi Harga Diri Bangsa!

Kamis, 03 September 2020 | 18:40
kompas.com

BJ Habibie

Seolah Membiarkan Lepasnya Timor Timur dari NKRI, Ternyata Ini Alasan Cerdas BJ Habibie yang Tak Banyak Orang Tahu, Demi Harga Diri Bangsa!

WIKEN.ID -Pada era pemerintahan Presiden BJ Habibie tepat 21 tahun lalu, sejarah mencatat wilayah Timur Indonesia.

Yakni Timor Timur yang kini berganti nama menjadi Timor Lester memisahkan diri dari Indonesia.

Hal tersebut membuat publik bertanya-tanya terkait alasan BJ Habibie yang membiarkan lepasnya Timor Timur dan kini berganti nama jadi Timor Leste.

Memang apa alasannya?

Baca Juga: Tepat 21 Tahun yang Lalu Ngotot dan Pilih Lepas dari Indonesia, Begini Kondisi Timor Leste Sekarang, Masih 'Jalan di Tempat'?

Topik Timor Timur maupun Timor Leste sempat menjadi perbincangan di media sosial Twitter pada Rabu, (2/9/2020).

Hal tersebut membuat Timor Leste menjadi trending dan topik yang populer di Indonesia.

Seperti diketahui, Timor Leste telah memutuskan untuk memisahkan diri dari Indonesia sejak 21 tahun silam.

Pada 30 Agustus 1999, hampir 80 persen rakyat Timor Timur memilih berpisah dari Indonesia.

Baca Juga: Melepaskan Diri dari Indonesia 18 Tahun Silam, Begini Kekuatan Militer Timor Leste Kini

Referendum yang didukung PBB itu mengakhiri konflik berdarah sekaligus mengakhiri kependudukan mereka sebagai Warga Negara Indonesia.

(KOMPAS/EDDY HASBY)
(KOMPAS/EDDY HASBY)

Ribuan warga Kota Dili antre dalam pelaksanaan penentuan pendapat di Timor Timur, 30 Agustus 1999.

Ya, tidak seperti Indonesia yang dijajah Belanda, negara yang menjajah TimTim adalah Portugal.

Dilansir dari Sripoku.com, pada tahun 1974, Revolusi Bunga terjadi di Portugal yang menyebabkan distabilitas politik di dalam negeri.

Portugal semakin kewalahan menghadapi pemberontakan di negara-negara jajahan di Afrika.

Masyarakat TimTim memanfaatkan momen tersebut, untuk memproklamirkan berdirinya suatu bangsa yang merdeka melalui pembentukan partai politik.

Baca Juga: Dulu Ngotot Ingin Pisah dengan Indonesia Sampai Adu Senjata, Kini Timor Leste Disebut Sebagai Negara Termiskin di Dunia Hingga Dikabarkan Bangkrut

Oleh karena itulah wilayah Timor Timur atau pulau Timor bagian timur belum menjadi bagian dari Indonesia sejak awal.

Berbeda dengan pulau Timor bagian barat yang dikuasai Belanda atau yang nantinya menjadi provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Namun, proses kemerdekaan tidak semudah yang dibayangkan.

Ketegangan politik hingga fisik terjadi antara partai pro-kemerdekaan, dengan partai yang menginginkan TimTim menjadi bagian dari Indonesia.

Di tengah pertumpahan darah, masyarakat TimTim pada 30 November 1975 menggelar Deklarasi Balibo yang menegaskan poisis TimTim sebagai provinsi ke-27 Indonesia.

Baca Juga: Tak Kuat Layani Nafsu Sang Suami yang Terlalu Berapi-api, Seorang Istri Malah Tak Sengaja Membunuhnya Gegara Berikan Ini!

Pada tahun-tahun berikutnya muncul konflik antara pendukung kemerdekaan Timor Leste dan pemerintah Indonesia serta pendukung integrasi Timtim.

Sampai pada tahun 1991, terjadi apa yang disebut pembantaian Santa Cruz.

Ketika itu, tentara Indonesia melepaskan tembakan ke 4.000 pelayat pro-kemerdekaan di sebuah pemakaman yang sedang mengubur seorang siswa muda yang dibunuh oleh tentara.

Seorang jurnalis foto Inggris memfilmkan peristiwa yang menyebabkan lebih dari 200 orang tewas.

Rekaman tersebut disiarkan di televisi di negara-negara Barat dan untuk pertama kalinya pemerintah Amerika Serikat mengutuk kekerasan di Indonesia.

Baca Juga: Tiba-tiba Serang Nagita Slavina dan Marsha Tengker Hingga Sebut Dirinya Dimasukkan ke RSJ, Lihat Aksi Opa Rafathar Saat Membetot Gitar di Acara Pernikahn Raffi Ahmad

Bekas provinsi ke-27 itu membuat Indonesia menjadi bulan-bulanan dunia internasional.

Banyak pihak yang menggunakan isu Timtim sebagai salah satu sarana memukul dan mempermalukan bangsa Indonesia di percaturan internasional.

Tujuh bulan setelah BJ Habibie memegang tampuk kekuasaan atau tepatnya 19 Desember 1998, Perdana Menteri Australia, John Howard mengirim surat kepada Presiden Habibie. Ia mengusulkan untuk meninjau ulang pelaksaan referendum bagi rakyat Timtim.

Hari referendum pun tiba, pada 30 Agustus 1999 dilaksanakan referendum dengan situasi yang relatif aman dan diikuti hampir seluruh warga Timtim.

Namun, satu hari setelah referendum dilaksanakan suasana menjadi tidak menentu, terjadi kerusuhan berbagai tempat.

Baca Juga: Borok Nagita Slavina dan Raffi Ahmad Dikuliti Habis-habisan oleh Gideon Tengker, Keduanya Langsung Membela Diri dan Beberkan Alasan Mengapa Tak Mau Kunjungi sang Ayah: Dia Sakit dan Ini Lagi Corona!

Sekjen PBB akhirnya menyampaikan hasil refrendum kepada Dewan Keamanan PBB pada 3 September 1999.

Hasilnya 344.580 suara (78,5 %) menolak otonomi, 94.388 (21 %) suara mendukung otonomi, dan 7.985 suara dinyatakan tidak valid.

Hasil referendum tersebut kemudian diumumkan secara resmi di Dili pada 4 September 1999, akhirnya masyarakat Timtim memilih untuk memisahkan diri dari Indonesia.

BJ Habibie mengutarakan alasan dan fakta yang sangat cerdas.

Baca Juga: Ngotot Paksa Ashanty yang Jadi Pendampingnya di Pelaminan Nanti, Aurel Hermansyah Sampai Marah-marah Singgung Soal Kematian, Ada Apa?

1. Alasan Pertama

"Timtim dengan populasi sekitar 700.000 rakyat telah menarik minat dunia. Tapi saya punya 210 juta rakyat. Jika saya biarkan tentara asing mengurus Timtim, secara implisit saya berarti mengakui bahwa TNI tak bisa menjalankan tugasnya dan ini bisa berakibat buruk bagi stabilitas negara. Dan saya tak mau ambil risiko ini."

"Masalah Timor Timur sudah harus diselesaikan sebelum Presiden ke-4 RI dipilih, sehingga yang bersangkutan dapat mencurahkan perhatian kepada penyelesaian masalah nasional dan reformasi yang sedang kita hadapi."

2. Alasan Kedua

Saya menganggap Australia sejak lama telah menjadi 'sahabat' Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan 1945.

"Saya yakin bila saya biarkan tentara Australia masuk ke Indonesia, saya tidak hanya akan menghina dan mempermalukan TNI, tapi juga bila Australia masuk, apa pun keputusannya nanti, yang kalah akan menyalahkan Australia."

Baca Juga: Tak Pernah Terekspos Media, Luna Maya Ternyata Selama Ini Simpan Rahasia Besar, Sudah Punya Anak Walau Belum Menikah!

Atas alasan cerdas inilah Habibie pun mendapat respons yang baik dari belahan dunia, karena tidak mengandalkan kekerasan dan menumpahkan darah.

Bahkan jika dilihat dari segi ekonomi, Indonesia mendapatkan hal yang baik dari Timor Timur.

Kini Timor Leste butuh pembangunan di infrastruktur, alhasil tender pembangunan di sana dimenangkan BUMN Indonesia dengan hal ini Indonesia diuntungkan, karena sebagai negara merdeka mereka tidak memakan dana dari Indonesia bahkan mereka mengeluarkan dana untuk keuntungan di pihak BUMN.

Dan apapun yang dikirim ke Timor Leste sekarang menjadi ekspor dan mendapatkan keuntungan devisa bagi negara. (*)

Editor : Amel

Sumber : Sripoku.com

Baca Lainnya