Kawasan Mediterania Timur Kian Memanas Setelah Pentolan NATO Lakukan Latihan Militer Gabungan 4 Negara, Erdogan Tak Ambil Diam dan Tantang Balik: Mereka Dipersilakan Untuk Menghadapi Kami

Jumat, 28 Agustus 2020 | 19:00
Middle East Online

Ankara-Athena Bersitegang, Presiden Erdogan Barangsiapa Serang Kapal Turki Maka Ia Akan Buat Perhitungan

Kawasan Mediterania Timur Kian Memanas Setelah Pentolan NATO Lakukan Latihan Militer Gabungan 4 Negara, Erdogan Tak Ambil Diam dan Tantang Balik: Mereka Dipersilakan Untuk Menghadapi Kami

WIKEN.ID -Konflik wilayah sengketa di Laut Mediterania antara Turki dan Yunani awalnya dianggap sepele oleh negara lain

Namun, kini keadaan menjadi sangat serius.

Kedua negara sudah sama-sama menyiapkan pasukan untuk menggempur kubu lawan

Uni Eropa dapat dengan cepat menghadapi konflik baru merebak di wilayah mereka seiring dengan konflik Turki-Yunani belum reda sampai saat ini.

Baca Juga: Melepaskan Diri dari Indonesia 18 Tahun Silam, Begini Kekuatan Militer Timor Leste Kini

Turki di bawah Presiden Tayyip Erdogan kian membuat Yunani jadi bulan-bulanan kebijakannya.

Sebelumnya Turki mengubah museum Hagia Sophia, yang memiliki sejarah penting bagi umat Kristiani Yunani, menjadi masjid.

Kini, Turki mulai berani wilayah sengketa kedua negara yang kaya akan sumber daya alam.

Bahkan Turki sudah berani melakukan eksplorasi di wilayah yang sebenarnya belum memiliki kejelasan tentang kepemilikan.

Baca Juga: Tak Cuma Rusia, AS Juga Larang Indonesia Beli Peralatan Militer dari China, Sosok Rahasia Ungkap Indonesia Lagi Bernegosiasi Untuk Beli Kapal Perang

Ketika empat negara termasuk Yunani dan salah satu sekutu terbaik Amerika Serikat menggeser militernya demi mendesak Turki, Erdogan malah mengancam balik.

Erdogan menegaskan, Turki bertekad untuk melakukan apa pun yang diperlukan untuk mendapatkan haknya di Laut Hitam, Aegea, dan Mediterania.

"Kami tidak akan berkompromi atas apa yang menjadi milik kami. Kami bertekad untuk melakukan apa pun yang diperlukan," tegas Erdogan, Rabu (26/8), seperti dikutip Reuters.

Pernyataan Erdogan sehari setelah Menteri Luar Negeri Jerman berupaya meredakan ketegangan antara Turki dan Yunani dalam perselisihan mereka atas kendali di perairan Mediterania Timur.

Baca Juga: Mediterania Timur Berubah Jadi Medan Ketegangan, Erdogan Tantang Balik Negara yang Menentang Turki, Pentolan NATO Salah Satunya

Berbicara di sebuah acara memperingati kemenangan militer abad ke-11 oleh Seljuk Turki atas kekaisaran Bizantium di Malazgirt, Erdogan juga meminta rekan-rekan Ankara untuk menghindari kesalahan yang menurutnya akan membawa kehancuran mereka.

Ketegangan antara Turki dan Yunani meningkat setelah Ankara mengirim kapal survei Oruc Reis ke perairan Mediterania Timur yang disengketakan bulan ini, tindakan yang Athena sebut ilegal.

Turki dan Yunani, sekutu NATO, sangat tidak setuju atas klaim atas sumber daya hidrokarbon di daerah tersebut berdasarkan pandangan yang bertentangan tentang sejauh mana landas kontinen mereka di perairan yang sebagian besar dihiasi dengan pulau-pulau Yunani.

“Jika ada orang yang mau menerima akibatnya, mereka dipersilakan untuk menghadapi kami. Jika tidak, maka mereka harus pergi agar kami bisa menangani urusan kami sendiri,” kata Erdogan.

Baca Juga: Fisik Memang Sudah Berubah Jadi Wanita, Para Transgender di Thailand Ini Tetap Ikuti Wajib Militer Demi Negara, Begini Kisahnya

Mediterania Timur berubah menjadi area ketegangan

Jerman berusaha menengahi antara Ankara dan Athena.

Yunani dan Turki mengatakan, mereka menginginkan dialog.

Tapi, masing-masing memperingatkan, mereka akan terus mempertahankan hak-hak mereka di wilayah tersebut.

Baca Juga: Viral Pria Ngamuk di Hadapan Polisi Militer saat PSBB Kota Bogor Gara-gara Tak Terima Ditegur Duduk Sebelahan dengan Istri: Sebaik-baiknya Lelaki Adalah yang Menghargai Istrinya!

Kontan.co.id

Kapal angkatan bersenjata Yunani dan Perancis berlayar dalam formasi saat latihan militer gabungan di Laut Mediterania, gambar diperolehh Reuters Kamis (13/8/2020)

Suasana semakin memanas setelah Prancis, yang merupakan salah satu pentolan NATO, bergabung dengan latihan militer dengan Italia, Yunani, dan Siprus di Mediterania Timur.

“Mediterania Timur berubah menjadi area ketegangan. Menghormati hukum internasional harus menjadi aturan dan bukan pengecualian," kata Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly di Twitter, Rabu (26/8).

Baca Juga: Niat Hati Ingin Rebut Irian Barat, Belanda Malah Dibikin Apes dan Lari Terbirit-birit Usai Tahu Senjata Pamungkas Mematikan yang Dimiliki Militer Indonesia

"Itu tidak boleh menjadi arena bermain ambisi beberapa orang," tegasnya seperti dilansir Reuters.

Parly mengatakan, tiga jet tempur Rafale dan sebuah kapal perang yang dilengkapi dengan helikopter Prancis akan menjadi bagian dari latihan militer gabungan Italia, Yunani, dan Siprus di Mediterania Timur.

“Mediterania Timur berubah menjadi area ketegangan. Menghormati hukum internasional harus menjadi aturan dan bukan pengecualian," kata Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly di Twitter, Rabu (26/8).

"Itu tidak boleh menjadi arena bermain ambisi beberapa orang," tegasnya seperti dilansir Reuters.

Baca Juga: Laut China Selatan Memanas Lagi, Satu Pesawat Pembom H-6J Milik China Mengarah ke Pulau Woody atau Yongxing, Vietnam: Membahayakan Situasi

Parly mengatakan, tiga jet tempur Rafale dan sebuah kapal perang yang dilengkapi dengan helikopter Prancis akan menjadi bagian dari latihan militer gabungan Italia, Yunani, dan Siprus di Mediterania Timur.

“Pesan kami sederhana: prioritaskan pada dialog, kerjasama dan diplomasi sehingga Mediterania Timur menjadi wilayah yang stabil dan menghormati hukum internasional,” ujar Parly.(*)

Baca Juga: Akhirnya China Punya Sistem Satelit Navigasi Sendiri untuk Saingi GPS Amerika

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Kian panas, Erdogan: Jika ada yang mau menerima akibatnya, silakan hadapi kami

Editor : Pipit

Sumber : Kontan.co.id

Baca Lainnya