Dijadikan Konsumsi Untuk Usir Kantuk, Terselip Bahaya Bagi Tubuh Mulai dari Rusak Saraf dan Berisiko Kanker Dibalik Kopi Instan
WIKEN.ID -Siapa yang suka dengan kopi?
Kopi tentunya menjadi minuman yang digemari banyak orang.
Ragam varian kopi pun banyak dan tinggal dipilih sesuai selera lidah kita.
Kopi adalah andalan untuk usir kantuk dan meningkatkan konsentrasi.
Bahkan minum kopi dipercaya sejak dulu sebagai solusi untuk membangkitkan energi saat rasa kantuk melanda.
Ada banyak jenis kopi yang dipilih untuk dikonsumsi, tapi sebagian besar masyarakat di dunia memilih untuk minum kopi instan.
Berbicara mengenai kopi instan ini, tahukah rupanya para ilmuwan di Swedia menemukan bahwa konsumsi kopi instan justru sangat tidak dianjurkan.
Pasalnya menurut mereka manfaat kopi tersebut tidak bisa didapat secara optimal dengan mengonsumsi kopi instan.
Diketahui kopi instan sendiri memang lebih praktis, murah, dan cara pembuatannya pun tak membutuhkan waktu lama dari pada kopi biasa.
Namun, para ilmuwan menemukan di dalam kopi instan rupanya terdapat zat yang bisa membahayakan kesehatan.
Di mana banyak kopi instan disebut mengandung akrilamida yang sangat tinggi.
Zat kimia tersebut terbentuk ketika proses pemanggangan biji kopi.
Bahan kimia ini juga biasa ditemukan di berbagai makanan, asap, barang-barang rumah tangga, dan produk perawatan pribadi.
Baca Juga: Biasa Jadi Anak Baik, Betrand Peto Tiba-tiba Ngamuk dan Banting Pintu pada Ruben Onsu, Ada Apa?
Kandungan akrilamida dalam kopi instan kopi instan bisa dua kali lebih besar daripada kopi biasa.
Paparan akrilamida yang berlebihan dapat merusak sistem saraf dan meningkatkan risiko kanker.
Akrilamida adalah senyawa kristal berwarna putih dan tidak berbau.
Bahan kimia ini biasanya digunakan untuk untuk membuat plastik dan mengolah air limbah.
Awalnya, ilmuwan menemukan zat ini pada asap rokok, produk perawatan pribadi dan barang-barang rumah tangga.
Pada tahun 2002, ilmuwan Swedia juga menemukannya dalam berbagai makanan, termasuk makanan yang dipanggang dan kopi instan.
Para ilmuwan percaya akrilamida dalam makanan terbentuk ketika gula dan asam amino dipanaskan di atas suhu 120 derajat celcius.
Pada kopi, zat ini terbentuk ketika biji kopi dipanggang.
Riset 2013 yang menganalisis 42 sampel kopi, termasuk 11 kopi instan dan tiga kopi reguler.
Dalam riset tersebut, peneliti menemukan kandungan akrilamida dalam kopi instan 100 % lebih banyak daripada kopi reguler.
Peneliti juga menemukan kadar akrilamida memuncak pada awal proses pemanggangan dan kemudian menurun.
Jadi, biji kopi yang berwarna lebih terang memiliki lebih banyak akrilamida daripada biji kopi yang dipanggang lebih lama.
Paparan akrilamida dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan dan gangguan sistem saraf serta memicu kanker.
Sangat sulit untuk mendapatkan secangkir kopi yang tidak mengandung akrilamida.
Namun, bukan berarti kita harus berhenti mengonsumsi kopi untuk menghindari paparan akrilamida.
Pasalnya, kopi juga memiliki segudang manfaat yang baik untuk kesehatan jika kita mengonsumsinya dalam jumlah wajar.
Menurut Ahli gizi Ashley Reaver, kandungan antioksidan dalam kopi membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu memerangi inflamasi.
Namun, manfaat tersebut bisa didapatkan jika mengonsumsi kopi dalam jumlah wajar dan tanpa tambahan pemanis buatan.
"Secangkir atau dua cangkir kopi per hari membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh," ucap Reaver.
Kandungan antioksidan di dalam kopi juga membantu mengurangi risiko jenis kanker tertentu, masalah kesehatan jantung, diabetes, osteoporosis dan penyakit neurologis.
Untuk mengurangi paparan akrilamida, sebaiknya kita lebih memilih konsumsi kopi reguler daripada kopi instan.
Selain itu, pilihlah kopi yang dipanggang dalam waktu lama agar kandungan akrilamida di dalamnya berkurang.(*)
Artikel ini telah tayang di GridHealth.ID dengan judulMengandung Senyawa Akrilamida, Ilmuwan Ungkap Bahaya Konsumsi Kopi Instan