WIKEN.ID-Virus corona yang bermula di Wuhan, China, ternyata dikabarkan oleh seorang dokter bernama Dr. Li Wenliang.
Dr Li merupakan salah satu dari sekumpulan dokter di Wuhan yang mengunggah peringatan di media sosial mengenai penyebaran virus corona.
Ia mengunggahnya pada bulan Desember 2019 lalu.
Saat itu ia mengirim pesan di media sosial kepada rekan-rekannya, tepatnya memperingatkan adanya virus yang misterius.
Namun sayangnya peringatan ini justru disalahartikan dan berujung pada hukuman.
Ia ditegur oleh polisi lantaran dianggap menyebarkan kabar yang mengganggu ketentraman sosial.
Lebih lanjut Dr Li harus menandatangani surat persetujuan untuk tidak melakukan perbuatan serupa dan tindakan lainnya yang dianggap melanggar hukum bagi pihak kepolisian.
Jika itu terjadi, ia akan mendapatkan hukuman.
Tak punya pilihan lain, Dr Li akhirnya menandatangi persetujuan tersebut dan kembali bekerja menyelamatan seorang pasien perempuan yang menderita glukoma.
Dia tidak menyadari pasiennya itu mengidap virus corona.
Penularan pun terjadi antar-manusia.
Keesokan harinya, Li mulai mengalami gejala batuk-batuk.
Orangtuanya juga mengeluhkan sakit dan dirawat di rumah sakit pada 20 Januari 2020, ketika Beijing mengumumkan darurat virus corona.
Li sudah menjalani beberapa tes, tetapi semuanya menunjukkan hasil negatif hingga keluar pemeriksaan terbaru yang menyebutkan bahwa ia positif terkena virus corona.
Selama menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Wuhan, dia menceritakan kisahnya di atas tempat tidur.
Berita kematiannya pun santer terdengar, tetapi Rumah Sakit Pusat Wuhan membantah laporan tersebut.
Tak lama setelah itu, mereka mengonfirmasi bahwa Li Wenliang telah meninggal dunia pada Jumat (7/2/2020) pukul 02.58 waktu setempat di usia 34 tahun.
Terkait dengan ‘peringatan dini’ yang dikabarkan oleh Dr Li, kepolisian China akhirnya minta maaf terhadap hukuman tersebut.
Namun, warganet menilai permintaan maaf ini sudah terlambat.
Menurut laporan AFP, sangat jarang ditemui otoritas China yang mengakui kesalahannya seperti itu, tetapi tindakan ini pun dianggap para penduduk China sudah lewat dari waktunya.
Puluhan ribu orang mengomentari unggahan polisi di Weibo, dan mengatakan bahwa permintaan maaf itu terlambat.
"Pergilah minta maaf di depan kuburan orang itu," kata seorang pengguna, dikutip dari AFP, Kamis (19/3/2020).
Pengguna lainnya menulis, "Permintaan maaf ini sudah terlambat, Wenliang tidak bisa mendengarnya."
Kamis kemarin, Pemerintah China memutuskan hukuman yang diterapkan polisi ke Dr Li Wenliang "tidak layak".(*)