Masih Satu Keluarga, Begini Perseteruan 'Abadi' Kakak-Adik yang Lahirkan Adidas dan Puma

Minggu, 15 Maret 2020 | 20:00
(Dok. Nationalgeographic.grid.id)

Kakak beradik Rudolf dan Adolf Dassler.

WIKEN.ID - Dibalik kisah sukses Adidas ternyata pernah terjadi perseteruan antara dua saudara.

Bahkan imbasperseteruan tersebut masih dapat terendus hingga saat ini.

Dari perseteruan ini yang nantimemunculkanya dua perusahaan raksasa dalam industri olahraga, di kota kecil bernama Herzogenaurach, Jerman.

Rudolf Dassler dan adiknya, Adolf Dassler (Dikenal dengan nama Adi Dassler), memulai debut mereka dalam memproduksi sepatu olahraga pada tahun 1920.

Baca Juga: Diberi Hadiah Kuda Seharga Puluhan Juta oleh Ruben dan Sarwendah, Kakak Kandung Betrand Peto Juga Berikan Ini untuk Ultah Sang Adik

Hasil karya dua bersaudara ini kemudian dipakai oleh para atlet Olimpiade Jerman pada tahun 1928.

Atlet legendaris, Jesse Owens, pemenang empat kali cabang lari ini pun juga memakai sepatu buatan Dassler.

Kesuksesan pun menghampiri mereka.

Pada tahun 1939, mereka pun mampu mempekerjakan 100 orang dalam memproduksi sepatu.

Namun sayang, sepuluh tahun kemudian mereka berpisah karena sebuah pertengkaran.

Baca Juga: 11 Tahun Lalu Dipergoki Istri Sah Berduaan di Hotel Bareng Wanita Lain, Aktor Ini Ungkap Hubungan Sang Mantan dengan Istrinya Kini

Pertengkaran antara keluarga Dassler ini pun tak menghentikan ambisi mereka untuk tetap menciptakan sepatu olahraga.

Adolf Dassler tetap memproduksi sepatu dengan merek Adidas.

Sementara sang kakak, Rudolf Dassler memilih nama Puma sebagai identitas merek.

Pertikaian mereka pun seakan tidak pernah selesai, terlihat dari bagaimana kedua merek ini bersaing.

Baca Juga: Sule Tak Mau Ambil Pusing, Gara-gara Teddy Gandeng 10 Pengacara Untuk Amankan Harta Warisan: Mau Diambil Semua Juga Silahkan

Adidas dan Pumamelebarkan sayap di dalam dunia olahraga.

Dalam beberapa kompetisi olahraga, hanya dua merek sepatu yang dipakai, Adidas dan Puma.

Superstar sepakbola Pele dan Eusebio selalu menyepak bola dengan sepatu Puma.

Fritz Walter dan Franz Beckenbauer selalu mengenakan Adidas.

Baca Juga: Bocah 3 Tahun ini Disunat Selama 4 Jam, Niat Mau Ganti Perban, Sang Ayah Justru Pingsan Lihat Hasil Sunatan Anaknya

Perang sepatu dalam arena olahraga ini pun dengan segera menjadi sorotan.

Fenomena ini pun menjadi tajuk utama pada surat kabar saat itu.

Sebagai gambaran besarnya "perseteruan" ini, perkumpulan olahraga internasional pun sampai harus turun tangan untuk menciptakan perdamaian.

Namun sayang, perseteruan menjadi semakin besar.

Baca Juga: Dulu Begitu Terkenal, Begini Kehidupan Penyanyi Dangdut Senior Mansyur S yang Kini Ngaku Jadi Pengangguran Hingga Sulit Bayar Listrik

Adidas dan Puma terlibat dalam sebuah persidangan.

Kala itu, Puma tidak setuju dengan hak monopoli penyediaan alat olahraga oleh Adidas untuk perkumpulan sepakbola nasional.

Namun Puma kalah dalam persidangan tersebut.

Puma membalas dengan merebut kontrak monopoli perkumpulan bola tangan Jerman.

Baca Juga: Sering Digosipkan ada Orang Ketiga, Nagita Slavina Menangis Dengar Pengakuan Raffi Ahmad: Aku Akan Mempertahankan Rumah Tangga Kita

Walau perseteruan terus berlangsung, namun Adidas seakan selalu berhasil mengungguli keadaan di lapangan.

Keberhasilan ini menurut banyak orang tidak terlepas dari peran Horst Dassler, anak dari Adolf Dassler.

Horst membuka cabang di Perancis dan melakukan berbagai pendekatan dengan tokoh-tokoh "politik" olahraga internasional.

Horst juga mendirikan Arena, perusahaan yang khusus memproduksi perlengkapan olahraga air.

Baca Juga: Pasien Positif Covid-19 Meninggal, Solo Ditetapkan KLB Virus Corona, Sekolah Diliburkan 2 Minggu

Kini Adidas merupakan perusahaan dunia dengan 12.000 karyawan di 18 negara.

Namun kemajuan itu tidak bisa berhasil andaikata anaknya Horst tidak mengambil langkah yang luar biasa dengan membuka cabang di Perancis.

Adidas dan Arena pun menyediakan pakaian bagi 35.000 pejabat olahraga dan pembantunya selama Olimpiade Moskwa.

Perusahaan ini berkembang hingga ke negara-negara Soviet dan Tiongkok.

Puma juga mengalami pertumbuhan pesat. Armin Dassler sang penerus takhta, membawa Puma untuk sukses mendirikan pabrik di Jerman, Perancis, Austria, dan Australia.

Tidak hanya itu, Armin juga memberikan lisensi merek dagang tersebut di Yugoslavia, Italia, Filipina dan Argentina.(*)

Baca Juga: Minuman Boba Sedang Ngetrend, Istri Presiden Soekarno Berikan Pengakuan Mengejutkan, Sudah Lebih Dulu Minum Boba Asli Indonesia 60 Tahun Silam

Editor : Amel

Sumber : nationalgeographic.grid.id