Bocah 5 Tahun Dibunuh Siswi SMP karena Terinspirasi dari Film Horor, Ini Kata Sosiolog

WIKEN.ID -Pelaku pembunuhan bocah 5 tahun, mengaku terinpirasi dari film horor Chucky dan Slender Man.

NF (15) melakukan pembunuhan terhadap korba A (5) di Sawah Besar, Jakarta Pusat membuat gempar warga.

Sosiolog UGM, Derajad S Widhyarto, menyampaikan analisis mengenai kasus pembunuhan tersebut.

Derajad mengatakan adanya perbedaan keluarga pada zaman dulu dan sekarang.

Baca Juga: Potensi Masalah, Inilah Deretan Kasus Pernikahan Sedarah, Ada yang Diusir oleh Warga Kampungnya dan Membuang Bayinya

"Keluarga dulu, tetangga, paman, bibi, saudara itu ikut menjaga.

Tapi sekarang menjadi nuclear family, bapak ibu, anak. Hubunganya cuma bapak, ibu, anak.

Tentu saja sekarang karena bapak, ibu, anak, hidupnya individualis, mereka hidup sendiri dan mandiri.

Tapi di sisi lain tidak ada pengawasan dari kelompok lain, pengawasan dari keluarga lain lingkungan," kata Derajad kepada wartawan, Sabtu (7/3/2020).

Baca Juga: Dibuang di Gorong-gorong Hingga Dikira Sudah Tewas, Bayi Ajaib Ini Nyatanya Masih Hidup, Senyumnya Saat Dimandikan Bikin Terenyuh

Pengakuan pelaku yang membunuh korban karena kerap menonton film horor menandakan minimnya pengaruh dari lingkungan sekitar.

Sehingga, kata Sosiolog UGM, pelaku menelan mentah-mentah tayangan yang ada di film.

"Mereka melihat film, film itu kerja sendiri artinya niat problem mereka, problemnya itu problem mereka ketika melakukan tindakan itu tidak dipengaruhi oleh lain, tidak dipengaruhi oleh lingkungan.

Jadi lingkungan itu tidak cukup memberikan inside terhadap tindakan mereka sehingga dia mencontoh atau melakukan imitasi terhadap tindakan-tindakan yang ada di film.

Baca Juga: Tangis Istri di Bengkulu Pecah Usai Gagal Malam Pertama, Suaminya Ternyata Wanita

Itu menunjukkan kehidupan keluarga betul-betul nuclear family, sifatnya inidivudalistik keluarga.

Lingkungan ya tidak terlalu mempengaruhi, justru lingkungan dengan adanya keluarga seperti ini melakukan penekanan, dalam arti bahwa mereka tidak mau ikut campur urusan orang lain," ujar Derajad.

Derajad mengatakan fenomena itu menandakan adanya perubahan makna keluarga.

Pengawasan dari lingkungan sekitar itu juga menjadi minim.

Baca Juga: Terinspirasi dari Film Horor, Gadis 15 Tahun Bunuh Anak 6 Tahun di Sawah Besar Jakarta Pusat, Jasadnya Disimpan di Lemari dan DIikat Tali

"Saya kira nilai yang ditanamkan oleh keluarga, berpengaruh besar.

Mungkin si anak mungkin mempunyai hubungan kurang baik dengan orang tuanya, terus kemudian juga otomatis hubungan dengan lingkungannya kurang baik juga, agak terganggu juga sehingga kemudian melakukan tindakan-tindakan individual yang sebenarnya tidak merusak lingkungan tapi merusak dirinya sendiri," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, pembunuhan itu dilakukan di rumah pelaku ketika korban sedang bermain dengan adik pelaku.

Seketika itu pelaku punya keinginan membunuh korban.

Baca Juga: Kini Mendekam di Penjara Karena Penyalahgunaan Narkoba, Penyanyi Dangdut Ini Pernah Lempar Minuman Beralkohol Ke Muka Aktor Tampan Gara-gara Ini

Korban lalu diajak ke kamar mandi dengan alasan akan mengambil mainan.

Pelaku kemudian menenggelamkan korban ke dalam bak mandi.

Pembunuhan itu terjadi pada Kamis (5/3) sore.

Saat itu, di rumah pelaku tidak ada orang tua pelaku karena sedang menjual gorengan bersama ibu korban.

Baca Juga: Kabar Terbaru Vina Garut, Pelaku Video Panas yang Salah Satu Lawan Mainnya Sudah Meninggal Dunia

Pada saat itulah pelaku membunuh korban.

Setelah korban tewas, pelaku membungkusnya dengan kain seprai dan menyimpannya di dalam lemari.

Keesokannya, Jumat (6/3) pagi, pelaku berangkat ke sekolah.

Namun, di tengah jalan, dia mengganti seragamnya, lalu pergi ke Polsek Tamansari.

Di kantor Polsek Tamansari, dia membuat pengakuan telah membunuh korban.

Polsek Tamansari kemudian berkoordinasi dengan Polsek Sawah Besar dan langsung melakukan olah TKP.(*)

Baca Juga: Guru Pengawas Berumur 45 Tahun Dikeroyok 3 Muridnya, Setelah Tersungkur Korban Dilempar Kursi