Dulu Disebut Bisa Bawa Keberuntungan, Merogoh Patung Budha di Candi Borobudur Kini Dilarang, Ini Alasannya

Senin, 30 Desember 2019 | 10:00
houseoftrends.com/Elia Locardi

Candi Borobudur, Yogyakarta

WIKEN.ID-Ketika sedang berlibur bersama keluarga, candi menjadi salah satu tempat tujuan.

Tidak hanya sekedar tempat liburan, candi nyatanya bisa menjadi tempat edukasi yang juga menarik.

Selain menyimpan nilai sejarah, candi juga menyimpan banyak mitos yang menarik.

Karena banyaknya mitor yang merebak, tidak heran banyak masyarakat yang percaya tanpa memikirkan risiko.

Hal ini tentu saja karena kepercayaan turun temurun yang berlaku di tempat tersebut.

Baca Juga: Dikira Jomblo, Isyana Sarasvati Tiba-tiba Langsungkan Lamaran, Ternyata Sudah 12 Tahun Pacaran dengan Sang Kekasih!

Nah, berbicara mengenai candi, di Indonesia sendiri ada Candi Borobudur yang ketenarannya sudah mencapai taraf Internnasional.

Selain kecantikannya, candi yang berada di Magelang, Jawa Tengah, ini juga menyimpan mitos yang dipercaya masyarakat.

Salah satunya adalah mitos jika kita bisa menyetuh patung yang berada di dalam stupa, maka keinginan akan terkabul.

Tak sedikit wisatawan yang berlomba-lomba merogoh patung arca yang diberi nama Kunto Bimo di pelataran paling atas candi.

Tak lain apa yang mereka lakukan berdasar karena terlanjur percaya mitos.

Banyak yang masih beranggapan jika siapa pun yang berhasil memegang tangan Kunto Bimo makan apa yang diinginkan akan terkabul.

"Mereka yang melakukan aksi merogoh patung itu bisa siapa saja.

Mereka percaya kalau ingin cepat kaya, cepat naik pangkat, cepat dapat jodoh, tambah rezekinya maka upayanya ya itu tadi, merogoh patung," kata Kepala Unit PT Taman Wisata Candi Borobudur Pujo Suwarno, seperti dilansir TribunTravel dari Kompas.com.

Baca Juga: Tak Gunakan Pupuk, Pria Ini Justru Berikan Makan untuk Tanaman Agar Tumbuh Lebat dan Subur, Mitos atau Fakta?

Bagian dari arca Kunto Bimo yang dipercaya bisa membuat harapan terkabul ada dua, yakni jari tangan dan kaki.

Jika yang menyentuh adalah laki-laki, maka bagian yang disentuh adalah jari tangan, sedangkan perempuan menyentuh kaki.

Namun masih bolehkah hal itu dilakukan saat ini, mengingat umur candi sudah semakin tua?

Pujo Suwarno mengingatkan, apabila aksi merogoh patung itu sebenarnya juga sumber penyakit bagi batu-batu yang melindungi patung Kunto Bimo.

Aksi wisatawan yang merogoh patung, apalagi di terik matahari menyebabkan tangan dan kakinya mengeluarkan keringat.

Baca Juga: Benarkah Berbicara dengan Tanaman Ternyata mampu Membuatnya Lekas Sembuh?

Keringat wisatawan tersebut bisa menempel di batu saat mereka berusaha menyentuh patung Kunto Bima.

Usaha wisatawan untuk merogoh patung tidaklah mudah.

Mereka tak jarang terpaksa menaiki batu-batuan agar tangannya mencapai bagian tertentu patung di dalam stupa.

Air yang menempel di batu tentunya mengandung garam dan kondisi percampuran air dengan batu akan menimbulkan penyakit pada batuan yang dibangun sejak abad ke-8.

Keringat akan membuat batu lama-kelamaan akan keropos.

Baca Juga: Upaya Konservasi Menanggulangi Perburuan Liar Badak Hitam, Intip Proses Pemindahan Badak ke Malawi Hingga Melatih Penjaga Hutan

Seperti apa pun mitosnya, menyentuh arca memang seharusnya tidak dilakukan wisatawan.

Ada baiknya traveler menikmati peninggalan bersejarah tersebut tanpa harus merusak dan menyakiti batu itu.

Di samping merogoh patung, ada alasan kuat lagi wisatawan ke Candi Borobudur.

Yakni melihat hiruk pikuk pedagang cendera mata.

Saat ini terdapat lebih dari 2.500 pedagang yang ada di kawasan candi, kata Pujo Suwarno.(*)

Tag

Editor : Agnes