WIKEN.ID -Kursi biasanya hampir ada di semua ruangan di rumah.
Tak hanya ada di ruang tamu, ruang makan bahkan kamar pun biasanya terdapat kursi.
Nah, namun berbeda dengan kursi lainnya, kursi ini sengaja dibuat khusus penderita kanker.
Yayasan Kursi Putih (Kupu) gelar penggalangan dana untuk para penderita kanker.
Baca Juga: Meninggal Sebelum Lahir, Terkuak Begini Wajah Anak Kembar Irish Bella dan Ammar Zoni: Oh My God!
Kegiatan bertajuk Chairity Indonesia ini adalah berupa pelelangan kursi yang sudah dihias oleh para seniman.
"Kalau saya desain (kursi) sendiri, gak bakal laku. Makanya saya undang seniman, kemudian muncullah konsep ini," ujar Founder Chairity Indonesia Ismis Iskandar saat konferensi pers di Plaza Indonesia, Jakarta.
Dalam Chairity Indonesia 2016 kali ini, sebanyak 50 seniman mendesain 53 kursi yang nantinya akan dilelang.
Setiap kursi yang dihias, memiliki makna tersendiri.
Salah satu kursi yang ikut dilelang berjudul "Evoke Emotion" oleh Airlangga SM Komara.
Desain kursi ini menceritakan berbagai emosi yang dihadapi para penderita kanker dan pertempuran yang mereka hadapi.
Bahan denim digunakan untuk mewakili semangat bertahan yang juga merupakan latar belakang yang sendu dari sebuah pertempuran melawan kanker.
Bahan ini pun telah melampaui berbagai macam proses pembatikan, simbol kekuatan dan keanggunannya.
Berhiaskan motif floral dan "parang" yang sekaligus menyimbolkan kekuatan, empati dan juga semangat.
Warna merah digunakan untuk merefleksikan keberanian, kekuatan dan juga cinta.
Sementara warna putih pada kursi menggambarkan harapan.
Perang melawan kanker adalah sebuah pertempuran yang sengit dan emosional."Karya ini didedikasikan bagi semua yang sedang menjalaninya," tulis Airlangga.
Selain Airlangga, Januri juga menorehkan karyanya yang diberi judul "Seni itu Obat".
Menurut Januri, seperti obat, ternyata seni punya juga beberapa manfaar sebagai terapi yang menyembuhkan jiwa raga.
Lewat seni, orang bisa mendapatkan pemulihan, pencapaian pribadi, penguatan, relaksasi, serta meredakan sakit dan stres.
Seni juga bahkan dinilai bisa mengatasi gangguan mental pada seseorang.
Bagi seniman, membuat karya mampu mengantarkan hati dan badan mereka menjadi lebih baik.
Pengalaman itu sudah dialami Januri ketika mengajak melukis orang-orang yang divonis penyakit berat dan dianggap dekat dengan kematian.
"Dengan terapi seni, mereka bisa melalui hidupnya dengan santai dan lebih bahagia," tulis Januri.
Lewat karyanya, ia berpesan kepada siapapun untuk menggunakan media seni agar hidup lebih indah dan bahagia.
Pasalnya, di hati yang indah dan bahagia, mental dan fisik seseorang akan semakin kuat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulIni Cerita di Balik Desain Kursi Bagi Penderita Kanker