Kisah Sedih Wanita Umur 44 Tahun Korban Pelecehan Seksual yang Dilakukan Ayah Kandungnya Selama 18 Tahun

Rabu, 25 September 2019 | 07:15
Rex

Ilustrasi

WIKEN.ID - Banyak anak yang mengalami pelecehan seksual tidak menunjukkan gejala apapun.

Bahkan menurutnya anak kadang terlihat tangguh tanpa memperlihatkan kejanggalan.

Biasanya, orang tua membawa anak yang mengalami pelecehan seksual ke psikolog klinis untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya.

Hal ini disampaikan oleh psikolog Forensik dari Universitas Toledo, Kamala London.

Anak yang mengalami korbna pelecehan seksual menorehkan luka psikologis yang serius dan tidak terlihat dari luar.

Baca Juga: Tersandung Isu Pelecehan Seksual, Selebriti Internet Ini Mengaku Pernah Miskin Hingga Tak Sanggup Beli Susu Anak

Beberapa korban pelecehan seksual pun menderita tanpa mau bercerita.

Namun tidak dengan wanita yang berusia 44 tahun yang mau bercerita saat ia menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh ayahnya selama 18 tahun hingga usianya 27 tahun.

Ia menggambarkan saat tinggal bersama orang tuanya sangat mengerikan.

Ayahnya, yang tumbuh di daerah pedesaan di Jepang Timur, tiba-tiba akan marah kepada ibunya karena hal-hal kecil, seperti tidak menjawab pertanyaannya.

Ayahnya akan memukuli mereka dengan ikat pinggang atau gantungan mantel, yang meninggalkan bekas di punggung mereka.

Baca Juga: Sukses Pertahankan Kursi di DPR, Artis 'Oneng' Ini Pernah Alami Pelecehan Seksual Hingga Ditawarkan Rumah Tangga Formalitas

Wanita itu mengatakan bahwa ibunya, yang bekerja, sering tidak di rumah.

Wanita Jepang ini berusia 9 tahun ketika dia pertama kali mengalami pelecehan seksual.

Saat tidur siang usai pulang dari sekolah, dia disentuh pada bagian bawah tubuhnya.

Sejak saat itu, ayahnya akan masuk ke dalam kamar saat tidak ada orang lain di rumah.

Jika dia tidak mematuhi ayahnya, dia akan diseret dengan menarik rambut dan berulang kali memukul wajahnya.

Baca Juga: Tiga Tahun Dipenjara karena Kasus Pelecehan Seksual, Tak Disangka Ini yang Dilakukan Saipul Jamil di Rutan Selain Bernyanyi

Wanita ini diancam oleh ayahnya, yang mengatakan, "Jangan bilang siapa-siapa. Jika kamu berbicara, kamu dan keluarga harus mati."

Dia pun menderita siksaan ini hampir setiap minggu.

Dia mengalami ketakutan setiap kali ibunya meninggalkan rumah.

"Aku tidak ingat kapan tertawa di rumah, dan bahkan jika aku makan, aku tidak bisa merasakan apa pun," ujar wanita Jepang yang dikutip dari Asia One.

Saat duduk di kelas lima sekolah dasar, dia menceritakan kepada ibunya tentang kejadian pelecehan itu.

Baca Juga: Budaya Pelecehan Terus Dipelihara, Mantan Pegawai Pemerintahan di Afghanistan Ini Beberkan Kisah Pilunya Dianiaya Mental dan Fisik Oleh Atasan

Namun, ibunya justru percaya kepada ayahnya yang berujar, "Aku tidak akan melakukannya lagi,".

Ibunya bertindak seolah-olah hal itu tidak pernah terjadi.

Meskipun pelecehan berlanjut, ibunya terus berpura-pura tidak melihatnya dan tidak tahu.

Satu-satunya rasa lega yang dia dapatkan adalah saat bisa meninggalkan rumah untuk pergi ke sekolah.

Di sekolah, wanita ini pernah bercerita kepada teman-temannya jika ia kerap dipukuli, bukan pelecehan seksual.

Baca Juga: Selamatkan Wanita dari Pelecehan Seksual, Pria dalam Video Ini Disebut Pahlawan

Saat berusia 16 tahun, wanita ini bercerita tentang pelecehan seksual yang dialami kepada pacaranya.

Tetapi, pacarnya justru tidak percaya.

Dia merasa tubuhnya kotor setelah ayahnya meraba tubunya dan pernah merasa untuk bunuh diri.

Dia pun pernah ingin membunuh ayahnya dan urung dilakukannya.

Di awal usia 20-an, ketika pelecehan seksual masih terjadi, ia menemukan sebuah artikel di majalah mingguan di tempat kerjanya.

Baca Juga: Pernah Jadi Korban di Masa Silam, Pria Dalam Video Ini Tega Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap Remaja di Bawah Umur

Di majalah memuat kisah tentang seorang korban pelecehan seksual oleh ayahnya.

Ia pun berpikir bahwa kondisinya sama dengan apa yang dialaminya.

Setelah memikirkannya selama empat tahun, dia menulis sebuah surat yang berjudul, "Tolong bantu saya" dan dikirim ke sebuah organisasi pendukung korban pelecehan.

"Keluar dari rumah, ayahmu seorang penjahat," kata Minako Fujiki, 58, presiden WANA Kansai, sebuah asosiasi umum yang berbasis di Osaka yang memberikan dukungan bagi para korban pelecehan yang ditemui wanita ini.

Fujiki juga menjadi korban pelecehan seksual.

Baca Juga: Tak Terima Diperlakukan Tak Senonoh Oleh Driver Ojol, Penumpang Wanita Videokan Aksi Pelecehan Seksual yang Dialaminya!

Setelah mendapat dukungan akhirnya wanita ini keluar dari rumah dan pergi ke Fujiki untuk mencari tempat tinggal dan pekerjaan.

Da pun akhirnya menemukan pacar barunya dan di usia 35, dia menikah dengan pacarnya.

Dia tidak bisa memaafkan ayah dan ibunya, tetapi perasaan kebenciannya yang lama telah berubah menjadi kasihan.

Menurut Satoru Nishizawa, seorang profesor psikologi klinis di Yamanashi Prefectural University, yang memberikan perawatan psikologis bagi para korban pelecehan seksual mengatakan jika tujuan pelecehan seksual yang dilakukan oleh orang tua dan orang lain cenderung dianggap sebagai memuaskan hasrat seksual. (*)

Baca Juga: Pernah Tegur Garuda Lantaran Makanannya Tak Enak, Kini Hotman Paris Bongkar Kisah Pelecehan Karyawan Suatu Maskapai Lewat Video Ini!

Editor : Alfa