WIKEN.ID - Terkadang kita lupa nama orang tepat setelah kita bertemu mereka.
Tak jarang kita juga lupa pada orang-orang yang sudah lama tak kita temui.
Sementara banyak hal yang mudah kita lupa, seorang pria bernama Yusuke Taniguchi justru bisa menghafal informasi 1.300 kartu kredit.
Tak hanya menghafalnya, pria asal Tokyo ini juga menggunakan informasi itu untuk melakukan pembelian online.
Karena alasan itulah Taniguchi ditangkap polisi.
Baca Juga: Kagum dengan Aksi 'Nemplok' Bripka Eka Demi Berhentikan Mobil, Hotman Paris Ungkap Ingin Biayai Sekolah Anak Sang PolisiMenurut polisi, Taniguchi bekerja paruh waktu di sebuah mal di Kota Koto.
Setiap kali seorang pelanggan akan membayar dengan kartu kredit, tersangka diduga menghafal nomor 16-digit.
Bahkan ia mengingat nama, tanggal kedaluwarsa, dan kode keamanan mereka.
Ia mengingat semuanya dalam waktu singat ketika ia memproses pembelian mereka.
Baca Juga: 7 Fakta Megah Masjid Camii di Tokyo, Tempat Pernikahan SyahriniPria ini menggunakan memori eidetik yang juga sering disebut "memori fotografis".
Ia dapat menyimpan semua informasi sampai setelah transaksi dan kemudian mencatatnya.
Setelah penangkapan Taniguchi, polisi menemukan sebuah buku catatan yang berisi ratusan nama dan nomor.
Polisi kemudian menyelidiki sejauh mana operasinya dan melihat berapa lama dia telah melakukan ini.
Meskipun Taniguchi mungkin jenius, dia melakukan sesuatu yang bodoh yang membuatnya tertangkap polisi.
Dia menggunakan detail kartu kredit seseorang untuk membeli 2 tas senilai sekitar 270 eibu yen atau setara 35 juta rupiah.
Dia lantas memasukkan alamat rumahnya sebagai alamat pengiriman.
Itu mengarahkan polisi ke rumah Taniguchi, tempat mereka menangkapnya.
Setelah diinterogasi, Taniguchi mengatakan kepada polisi bahwa ia akan menjual barang-barang yang dibelinya di toko gadai.
Begitu ia mendapatkan uang dari hasil penjualannya, ia akan menggunakannya untuk membayar biaya hidupnya.
Rupanya, dia terlalu sibuk menggunakan otaknya untuk menghafal angka tanpa menyadari bahwa memberikan alamat rumahnya dalam kejahatannya adalah ide yang buruk. (*)