Sedang Viral Kisah Horor KKN di Desa Penari yang Tewaskan 2 Mahasiswa, Inilah Tiga Tempat yang Jadi Spekulasi Lokasinya Versi Netizen

Sabtu, 31 Agustus 2019 | 13:55

WIKEN.ID-Beberapa hari ini viral kisah KKN di Desa Penari di media sosial khususnya twitter.

Cerita ini awalnya dikisahkan oleh akun twitter SimpleMan bahkan sudah dibahas oleh beberapa Youtuber dan menjadi trending.

Misalnya saja oleh Youtuber terkenal Raditya Dika.

SimpleMan memang kerap menuliskan kisah horor, namun cerita KKN di Desa Penari ini menarik perhatian.

Kisah itu menarik perhatian lantaran ada dua versi dari penutur yang berbeda dan berakhir tragis dengan tewasnya 2 mahasiswa yang terlibat.

Tidak hanya itu, cara bertutur yang sangat menggambarkan nuansa horor serta teka-teki tempat yang memang tidak dikemukakan menambah penasaran netizen yang membaca.

Baca Juga: Bolos Kerja Karena Anjingnya Mati, Wanita Ini Malah Dipecat, Begini Kisahnya

Dari cuitan panjang tersebut, menunjukkan bahwa daerah itu berada di Pulau Jawa.

Namun tempat yang lebih tepatnya tidak dijelaskan dan hanya disebut dengan Desa Penari.

Penulis menyebutkan meski berdasarkan kisah nyata namun ia tak mau menyebut lokasi dimana kejadian tersebut.

Begitu juga nama-nama mahasiswa KKN yang disamarkannya.

KKN Desa Penari Versi Widya

KKN Desa Penari Versi Nur

Diceritakan ada 6 mahasiswa yang berasal dari sebuah perguruan tinggi di Kota S melakukan KKN di sebuah daerah terpencil yang berada di kawasan timur Provinsi Jawa Timur di akhir tahun 2009.

Dialog dalam cerita tersebut yakni Bahasa Jawa selain itu penulis juga menyertakan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia.

Enam mahasiswa angkatan 2005/2006 tersebut yakni Widya, Nur, Ayu, Bima, Wahyu, dan Anton.

Baca Juga: Anak Anjing Ini Dibiarkan Kelaparan oleh Pemiliknya, 'Terlalu Sibuk untuk Merawat Anjing'

Kota S diyakini oleh netizen yakni adalah Surabaya.

Simpang siur akan informasi lokasi yang beredar di linimasa, akun SimpleMan kemudian memberikan konfirmasi terkait cerita KKN di Desa Penari pada 26 Agustus 2019 lalu.

Singkatnya, akun SimpleMan menjelaskan jika cerita tersebut adalah cerita dari teman ibunya.

Ia akhirnya menceritakan kembali di twitter dan dikemas menjadi narasi yang panjang dan nyaman untuk dibaca.

SimpleMan juga menegaskan jika dirinya merasa bersalah telah membahas atau membuat teka-teki lokasi Desa Penari tersebut.

Baca Juga: Terobsesi Jadi Barbie di Dunia Nyata, Ini Dia pengakuan Seorang Wanita yang Membenci Hidung Saya Sejak Masih Remaja

Akun SimpleMan berharap jika rahasia dan teka-teki dalam cerita biarlah menjadi rahasia.

Bahkan foto yang sempat dia unggah bukan berarti foto lokasi sebenarnya.

Setelah dua versi cerita ini selesai, netizen mulai memperdebatkan tempat kemungkinan kejadian ini berlangsung.

Banyak spekulasi beredar terkait dengan tempat yang disamarkan menjadi Desa Penari.

Dilansir dari tribunnews, inilah 3 tempat yang dicurigai sebagai 'Desa Penari'.

Baca Juga: Mendengar Tangisan Wanita di Toilet Rumahnya Pada Jam 3 Pagi, Keluarga Ini Kaget Temukan Hal Ini Hingga Panggil Pemadam Kebakaran!

1. Alas Purwo

Taman Nasional Alas Purwo (TN Alas Purwo) berlokasi di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Alas Purwo juga merupakan wilayah Taman Nasional Alas Purwo yakni taman nasional yang terletak di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia

Hutan ini berada di ujung timur Pulau Jawa, luasnya 43.420 Ha.

Banyak yang menyebut, Alas Purwo konon merupakan kerajaan jin, tempat di mana semua makhluk halus berkumpul.

Beberapa situs menuliskan bahwa jika sekali tersesat di dalamnya, maka dijamin tidak akan pernah bisa keluar lagi.

Baca Juga: Siswi SMK Anggota Paskibraka Akhirnya Ditemukan Setelah Hilang 2 Minggu, Sempat Pergi ke 3 Kota

Kalau pun berhasil, maka hidupnya akan penuh sial.

Menariknya, Alas Purwo juga pernah dikaitkan dengan nama Presiden Sukarno.

Soekarno disebut-sebut pernah menghabiskan waktunya untuk bersemedi di sebuah gua di sana. Namun, kabar ini tak pernah terverifikasi.

2. Alas Gumitir

Gunung Gumitir merupakan sebuah gunung di perbatasan Kabupaten Jember dengan Kabupaten Banyuwangi.

Lokasinya di Kecamatan Silo dan Kecamatan Kalibaru.

Baca Juga: Sering Dianggap Jalan Keluar Melawan Tikus di Rumah, Ternyata Racun Tikus Bisa Sebabkan Pendarahan di Retina Mata

Wikipedia menuliskan gunung ini terkadang juga disebut dengan nama Gunung Mrawan.

Ada catatan bahwa sejak zaman dulu, jalan raya di Gunung Gumitir telah menjadi jalur penghubung terpendek antara Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi.

Gunung Gumitir dipilih sebagai jalur penghubung, karena memiliki ketinggian paling rendah di antara deretan pegunungan yang lain, dari Gunung Raung (utara) hingga Gunung Kidul (selatan).

Asal mula kata Gumitir, gemitir, kumitir, atau kemitir merupakan nama tanaman Tagetes erecta yang memiliki bunga berwarna kekuningan.

Di Bali, bunga gumitir banyak digunakan untuk membuat sesajen (canang sari). Dalam kepercayaan Jawa kuno, alang-alang kumitir merupakan nama kahyangan dari Sang Hyang Wenang.

Baca Juga: Mengharukan! Hilang 10 Tahun, Kucing Peliharaan Ini Kembali untuk Mati di Hadapan Keluarganya

Legenda yang beredar di masyarakat Banyuwangi, nama gumitir berasal dari kisah Damar Wulan.

Setelah Damar Wulan berhasil membunuh dan memenggal kepala Menak Jinggo, ia bertemu Layang Seta dan Layang Kumitir, putra kembar patih Logender, di tengah jalan. Keduanya berhasil menipu Damar Wulan dan merampas kepala Menak Jinggo.

Gunung tempat keduanya menipu Damar Wulan akhirnya dikenal dengan nama Gunung Kumitir atau Gunung Gumitir.

Baca Juga: Fakta Mengejutkan Nasabah yang Somasi Bank Mandiri karena Kehilangan Dana Rp 800 T, Masuk Kategori Kreditur Macet

Menariknya, pada masa penjajahan Jepang, serdadu Dai Nippon membangun sebuah gua untuk mengawasi jalur kereta api yang melintasi Gunung Gumitir. Gua Jepang tersebut terletak sekitar 100 meter dari Watu Gudang, terbuat dari beton tebal dengan ukuran sekitar 6 m × 8 m.

3. Alas Dadapan

Masih menurut catatan di wikipedia, wilayah Desa Dadapan didominasi lahan pertanian.

Di dekat perkampungan, bagian barat jalan raya, terdapat gudang-gudang bekas pabrik yang tidak berfungsi menyusul dinonaktifkannya Jalur Kereta Api Kabat-Banyuwangi Lama.

Baca Juga: Galih Giannjar Nangis-nangis di Penjara, Fairuz A Rafiq Justru Berlibur ke Korea: Gak Boleh Stres

Di wilayah bekas rel ini juga masih terdapat bangunan Stasiun Dadapan yang kini beralih fungsi menjadi rumah warga.

Perkampungan warga Desa Dadapan terletak pada susunan gang-gang kecil yang terhubung satu sama lain. Namun selain itu, terdapat satu jalan yang cukup besar yang digunakan untuk menuju ke Desa Pondoknongko dan Desa Sukojati. Selain itu, di perbatasan menjelang Desa Kedayunan terdapat banyak perumahan dan sebuah rest area bernama Istana Gandrung.(*)

Editor : Agnes

Sumber : Twitter, tribunnews

Baca Lainnya