WIKEN.ID - Belakangan ini, sebuah fenomena di China mendadak viral di berbagai media sosial.
Sejumlah mahasiswa universitas ternama diketahui menjual sel telur mereka.
Melansir South China Morning Post, sel telur tersebut laku dijual dengan harga tinggi, yakni 100.000 yuan atau sekitar Rp 200 juta.
Padahal, hukum di China diketahui melarang perdagangan sel telur manusia.
Baca Juga : Viral Video Angkung yang Bunyi Sendiri Bangunkan Warga Sahur, Bikin Merinding!
Permintaan terbesar dari sel telur manusia itu berasal dari pasangan yang tidak bisa memiliki anak.Beberapa pasangan ingin punya anak kedua, tetapi istri biasanya terlalu tua untuk memiliki anak secara alami.
Kriteria yang diminta pasar adalah sel telur mahasiswi dengan peforma nilai yang baik, tinggi badan, dan wajah.
Banyak dari perempuan muda itu menerima kesepakatan penjualan dengan nilai tersebut agar bisa membeli ponsel baru.
Baca Juga : Putri Kecilnya Pecahkan Vas, Wanita Ini Justru Temukan Rahasia SuaminyaInvestigasi menemukan, transaksi dilakukan melalui seorang agen.
Sebelumnya, pasangan suami istri dan mahasiswi telah bertemu langsung.Kedai kopi menjadi tempat favorit pertemuan mereka.Sementara rumah sakit diduga membantu menyuntikkan hormon kepada donor itu selama 10 hari untuk menstimulasi produksi telur lebih cepat dari biasanya.
Baca Juga : Viral Video Angkat Peti Mati Sambil Menari, Jenazah Jatuh Terjungkal
Laporan penyelidikan menyebutkan, prosedur tersebut menimbulkan risiko, seperti masalah pernapasan, kembung, dan penggumpalan pembuluh darah.Sejauh ini belum ada laporan penangkapan terkait kasus itu.Namun, pada 2016 dua agen dipenjara karena mengumpulkan sel telur dari seorang perempuan di Guangzhou.
Ovarium perempuan tersebut harus diangkat karena masalah komplikasi medis.
Baca Juga : Pengasuh Rafathar Dibully Warganet Usai Habiskan Uang Majikan Hingga Puluhan Juta, Raffi Ahmad Angkat Suara!Sementara dua agen itu dipenjara selama 1 tahun 10 bulan karena mempraktikkan pengobatan tanpa lisensi.Pembelian dan penjualan sel telur sangat dilarang di China.Sel telur hanya dapat disumbangkan sebagai tindakan amal.Namun, tingginya permintaan setelah dicabutnya kebijakan satu anak memicu perdagangan ilegal sel telur.
(*)