WIKEN.ID - Pesta demokrasi yang terjadi beberapa waktu lalu tak hanya meninggalkan duka bagi para petugasnya, namun para caleg yang berlaga pun ikut depresi.
Seolah tak siap kalah, para caleg ini bahkan sampai membutuhkan bantuan dokter,
Depresi tak hanya dialami oleh para calon anggota legislatif (caleg) yang gagal, namun juga para tim sukses.
Salah satunya, Mursyid (45) mengalami depresi setelah merasa gagal memenangkan seorang caleg DPRD Kabupaten Cirebon bernama Khaerudin (35).
Khaerudin, yang tak lain adalah adik kandung Mursyid, hanya meraup 567 suara saat Pemilu 2019 lalu.
Target suara yang diinginkan Mursyid dan adik kandungnya adalah 3.000 suara.
Akibat tekanan psikis, Mursyid pun terpaksa pergi ke Padepokan Anti Galau Albusthomi milik Ustad Ujang Bustomi di Waduk Setupatok.
Mursyid mendapat pendampingan rohani dan spiritual di padepokan tersebut.
Berikut ini fakta lengkapnya:
Baca Juga : Sudah Siapkan Kain Kafan dan Kuburan, Begini Pesan Ustaz Arifin Ilham dari Malaysia
Baca Juga : Hari Bahagia Berakhir Duka, Mempelai Wanita di Sulawesi Selatan Ini Meninggal Dunia Usai Resepsi Pernikahan
1. Jumlah suara tak sesuai target, Mursyid depresi
Mursyid (45) mengaku mengalami depresi pada Selasa malam (23/4/2019).
Warga Desa Penpen, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, itu tak kuat karena terus ditagih sang caleg, Khaerudin, mengenai hasil perolehan suara yang di luar prediksi.
Menurutnya, sang adik terus menelpon dan menagih suara yang pernah ditargetkan.
Pada kenyataannya jauh, suara di Desa Penpen untuk Khaerudin hanya 567 dari 3.000 suara yang ditargetkan.
Selain merasa kecewa terhadap dirinya sendiri, dia juga kesal dengan warga yang sudah dia beri sesuatu, tetapi hasilnya tidak sesuai harapan.
“Sekarang kalau orang silaturahim enggak ngasih-ngasih kan enggak enak. Udah ngeganggu waktunya, enggak enak kalau enggak ngasih. Saya bilang, ini sih titipan telur dari adik saya, sodakoh aja, doa dan dukungan pilih adik saya ya,” kata Mursyid kepada Kompas.com mengingat kata-kata saat dia mengampanyekan adiknya.
2. Hubungannya dengan sang adik jadi renggang
Mursyid meyakinkan bahwa dirinya sudah kerja keras siang dan malam menyosialisasikan adiknya dari rumah ke rumah.
Namun, saat penghitungan suara, Khaerudin mulai menanyakan perolehan hasil suaranya.
Mursyid ditagih suara yang pernah ditargetkan, yaitu 3.000 suara.
Namun kenyataannya, Khaerudin hanya memperoleh 567 suara di Desa Penpen.
Masalah tersebut ternyata membuat hubungannya dengan sang adik menjadi renggang.
“Saya tim sukses ring satu untuk caleg PAN Nomor 6 Dapil 7, namanya Khaerudin. Dia adik kandung saya,” kata Mursyid kepada sejumlah media.
Seperti diketahui, Khaerudin mewakili daerah pemilihan tujuh yang meliputi enam kecamatan, yaitu Kecamatan Astanajapura, Beber, Greged, Mundu, Sedong, dan Susukan Lebak.
Baca Juga : Syahrini Pamer Kemesraan di Instagram, Bisa Jadi Tanda Pasangan Bermasalah?
3. Sudah beri bingkisan telur untuk warga, tapi gagal lolos
Mursyid menceritakan, tekanan itu diduga terjadi setelah Kherudin memberikan sejumlah uang dan 3.000 butir telur dalam dua mobil boks kepada dirinya.
Saat itu, setiap warga diberi 4 butir telur oleh Mursyid dengan harapan dapat mendongkrak suara sang adik, Khaerudin.
Namun apa mau dikata, telur-telur yang dibagikan tersebut tak cukup untuk meloloskan Khaerudin di gedung DPRD Kabupaten Cirebon.
4. Mursyid jalani ritual di Padepokan Anti Galau Albusthomi
Melihat kondisi psikisnya, Mursyid akhirnya menemui Ustad Ujang Bustomi di Padepokan Anti Galau Albusthomi di Waduk Setupatok, pada hari Selasa (23/4/2019).
Murysid pun menceritakan kegalauan hatinya kepada Ustad Ujang, pemilik padepokan.
Dia menyampaikan apa yang sedang dialaminya hingga berulang kali merasa kecewa terhadap diri sendiri dan mudah marah.
Lalu sekitar pukul 19.30 WIB, Ustad Ujang bersama tim Padepokan Anti Galau membawa Mursyid ke Waduk Setupatok.
Mereka langsung memandikan Mursyid sambil melakukan serangkaian ritual.
Baca Juga : Bos ESQ Berubah Jadi Pengemis dan Gelandang, Ary Ginanjar: Bisa Minta Duit Bu?
5. Pesan Ustad Ujang untuk Mursyid, ikhlaskan
Hingga Selasa malam, Ujang mengatakan, sudah ada enam caleg dan sepuluh orang tim sukses yang berkunjung ke padepokannya.
Ujang menjelaskan, tim sukses caleg yang depresi berasal dari rasa tertekan.
Sang caleg terus menagih dan meminta pertanggungjawaban perolehan suara yang tidak mencapai target.
Bahkan, tidak sedikit para caleg yang meminta uang dikembalikan karena jumlah perolehan suara kecil.
“Tim sukses juga mungkin sudah maksimal berkerja, tapi terus ditekan (caleg), bahkan meminta uangnya kembali. Tim sukses itu akhirnya stres seperti itu,” kata Ujang di lokasi.
Ujang berpesan agar tim sukses dan caleg mengikhlaskan apa yang telah dikeluarkan.
“Jika kita sedekahkan, tidak ada iming-iming lain yang diharapkan. Harus ikhlas. Terapi yang dilakukan bertujuan agar semua aura negatif hilang, agar jiwa dan pikiran tenang dan searah,” kata Ujang.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Tak Hanya Caleg Gagal, Tim Sukses Depresi Juga Berobat di Padepokan Anti Galau, Ini Kisahnya