Terbuat dari Singkong dan Bisa Dikonsumsi, Ini Pengganti Kantong Plastik Ramah Lingkungan

Selasa, 09 April 2019 | 17:30
youngster.id

Kevin Kumala, Chief Green Officer Avani Eco

WIKEN.ID - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebutkan bahwa Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia yang dibuang ke laut.

Tak heran, kini marak kampanye untuk meminimalisir penggunaan plastik.

Mulai dari diet kantong plastik hingga gerakan anti sedotan plastik.

Namun, salah satu anak bangsa yang satu ini mampu memberikan solusi lebih ampuh.

Baca Juga : Tak Terima Disebut Masih Pakai Uang Istri, Suami Ini Tonjok Muka Teman Sang Istri Saat Ketahuan Tengah Berselingkuh

Bahkan, hasil pemikirannya ini mampu diakui hingga kancah internasional loh, Wikeners!Kevin Kumala, seorang Chief Green Officer dari perusahaan berbasis sains asal Bali Avani Eco, berhasil menciptakan kantong plastik sekali pakai dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah terurai serta tidak berbahaya bagi makhluk hidup, bahkan jika sampai tertelan hewan laut.Gagasannya tercipta kala ia melihat perubahan drastis di beberapa pantai Bali yang dipenuhi oleh sampah plastik.

Dari situlah, Kevin memiliki misi untuk menyelamatkan Bumi dengan menciptakan produk biodegradable yang ramah lingkungan.

Baca Juga : Simak Video Detik-Detik Penyerangan UIM Makassar, Bersenjata Parang Hingga PapporoGagasannya berpaku pada konsep bioplastik berbahan pati yang telah mendunia sejak 1990.

Agar tak menghabiskan biaya yang besar, Kevin berputar otak dan mencari alternatif lain.

Ia pun mulai melakukan eksperimen dengan menggunakan bahan dasar singkong.Menariknya, singkong yang ia gunakan telah diolah menjadi tepung yang biasa dipakai untuk pakan ternak dengan kadar pati yang rendah.

The national
The national

Bioplastik Avani Eco

Baca Juga : ART Ashanty Ternyata Tak Hanya Cuci Kulkas Tapi Juga Sembunyikan Ini di Pinggir Kolam Renang, Uteng: Kalau Tau Bunda, Habislah Saya!Sekitar tiga tahun lamanya, Alumni Biology Science, University of Southern California itu melakukan penelitian mendalam untuk menghasilkan bioplastik dengan ketahanan tinggi.

Hingga akhirnya ia memberanikan diri untuk membangun Avani Eco pada 2014 lalu.

Tak hanya mudah terurai dalam waktu kurang dari 90 hari, bioplastik buatannya pun aman dikonsumsi.

Untuk bisa dikonsumsi, bioplastik itu harus dipotong-potong dahulu menjadi beberapa bagian, kemudian diaduk dalam gelas berisi air panas.

Uniknya, potongan plastik itu akan langsung larut secara instan dan aman untuk diminum.

Baca Juga : Kereta Api Seruduk Avanza Hingga Terseret 400 Meter, Ada Bayi 9 Bulan di Dalam MobilMeski sempat kesulitan mendapatkan dana untuk awal risetnya, kini hasil kerja keras Kevin telah membuahkan hasil.Bioplastik milik Avani Eco berhasil mengantongi sertifikasi legal dari Institut Pertanian Bogor dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Bahkan, produk ini juga telah mendapat sertifikasi Oral Toxicity Test.“Produk Avani ini sangat ramah bagi daratan maupun lautan. Teknologinya mungkin tidak baru, tetapi satu keunggulan yang kami banggakan yaitu produk kami sudah lulus toxicity test sehingga aman jika terkonsumsi oleh hewan laut.” paparnya.

Baca Juga : Videonya Viral, Mahasiswa Penarik Cadar Perempuan di Aceh Minta Maaf

Hingga kini sederet perusahaan bergengsi telah menggunakan produknya, seperti Garuda Indonesia dan Ritz Carlton Hotel. "Saat ini, 80% pemesanan produk-produk plastik Avani berasal dari luar negeri. Ekspor paling banyak ke Australia, Amerika Serikat, Ghana, Rwanda, Vietnam, Singapura, dan Malaysia. Itu beberapa macam produk," ungkap Kevin.Selain menciptakan kantong plastik ‘ajaib’ yang bisa dimakan ini, perusahaannya juga menciptakan beberapa produk ramah lingkungan lain yang tak kalah dampaknya dalam menyelamatkan bumi.Seperti jas hujan plastik ramah lingkungan, sedotan plastik dari pati jagung, styrofoam dari bahan ampas tebu, papercup dari pati jagung dan sendok makan dari bahan kayu yang biodegradable.Berkat kerja kerasnya yang konsisten, pada tahun 2017 lalu, Kevin terpilih mewakili Indonesia pada Festival Industri Kreatif South by South West (SXSW) di Amerika Serikat.

(*)

Tag

Editor : Hikmah