WIKEN.ID - Ada yang menarik saat calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo, Sabtu (23/3/2019), menghadiri acara deklarasi “ Alumni Jogja SATUkan Indonesia” di Stadion Kridosono, Kota Yogyakarta.
Jokowi hadir di Stadion Kridosono dengan mengendarai sepeda onthel dari Bundaran Bulaksumur, tepatnya utara RS Panti Rapih, menuju Stadion Kridosono.
Sambil mengayuh sepeda, sepanjang perjalanan Jokowi melempar senyum ramah dan melambaikan tangan kepada masyarakat yang berjajar di pinggir jalan.
Sepanjang jalan, dari Bundaran Bulaksumur hingga Stadion Kridosono tampak berjajar prajurit Bregodo lengkap dengan pakaian tradisional.
Baca Juga : Tak Bisa Berjalan, Warga Belitung Timur Berbobot 2 Kwintal Dibawa ke Rumah Sakit
Turut mendampingi Joko Widodo bersepeda, Iriana Jokowi, ketua panitia Anjar Budi Kuncoro, presenter Andy F Noya, Menteri Budi Karya Sumadi, dan budayawan Achmad Charis Zubair.
Selain itu, turut bersepeda juga teman-teman kuliah Jokowi dari Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980 dan sekitar 500 orang dari komunitas sepeda onthel.
Sesampainya di Stadion Kridosono, Joko Widodo disambut atraksi kesenian reog Mahesa Nempuh Kraton Ngiyom pimpinan budayawan Bramantyo dan kesenian kuda lumping.
Sepeda onthel yang dipakai Jokowi memang berbeda dari sepeda onthel yang dipakai oleh pendamping ada rombongan Jokowi.
Baca Juga : Tanpa Takut Anak Kecil Coba Gigit Lidah Ular, Lihat Videonya
Saat lainnya menggunakan sepeda onthel 'Kebo', Jokowi tampak menggunakan sepeda yang memiliki rangka besi tambahan serupa meja di bagian depan sepeda tersebut.
Bentuknya pun klasik dengan bagian belakang mirip sepeda onthel 'Kebo' lainnya.
Dikutip dari TribunJogja.com, pemilik sepeda yang dipakai oleh Jokowi adalah Ananta A. Oedan.
Ia membeli sepeda tersebut sekitar 5 tahun lalu seharga Rp 6 juta.
Seniman yang tengah studi S3 di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini bercerita bahwa sepeda ini dirancang khusus untuk dipakai oleh para pegawai pos jaman dahulu, persisnya di awal kemerdekaan Indonesia.
"Meja (bagian depan sepeda) itu difungsikan sebagai landasan untuk menaruh tas berisi paket atau surat," katanya yang dikutip dari TribunJogja.com.
Baca Juga : Dua Pemuda Jadi Korban Begal, Tangan Kiri Dibacok Pelaku Bermasker Hitam
Ananta mengisahkan bahwa sepeda itu diduga dibuat tahun 1948 dan memilki merk Falter dengan pabriknya ada di Jerman.
Ada beberapa merek sepeda pos yang digunakan Kantor Pos Indonesia di tahun 1950an.
Salah satunya bermerek Falter.
Tampilan karakteristik sepeda pos Falter ini menggunakan hub belakang torpedo sachs, gir bintang dengan ukuran rantai lebar 0,5 cm, sedang rem depan model stempel melalui baut setang.
Dirinya pun tak teringat siapa pemilik sepeda itu sebelumnya karena dirinya memang mengoleksi banyak sepeda sehingga kurang hafal satu persatu.
Baca Juga : Sehari Ngojek 18 Jam, Pengemudi Ojol Berhasil Membangun Rumah Bertingkat
"Belinya di Bandung, dan sepeda itu diduga dioperasikan di sebuah kantor pos di Tangerang," tambahnya.
Bukan tak mungkin, usai sepeda tersebut dikenakan oleh orang nomor satu di Indonesia itu, harga sepeda tersebut bisa melambung tinggi.
Namun saat ditanya terkait harga jual yang ia tawarkan, Oedan justru mengaku tak akan menjual sepeda tersebut."Eman-eman (sayang). Tidak akan kujual," tutur Seniman sekaligus anggota Paidjo (Paguyuban Alumni ISI Yogya Dukung Jokowi) ini sambil terkekeh. (*)
Baca Juga : Wajib Ditonton, Video Panduan Mencoblos Surat Suara Pemilu di Bilik TPS