WIKEN.ID -Manfaat lari pagi memang banyak untuk tubuh ataupun mental.
Terlebih lagi olahraga ini juga tergolong olahraga ringan dan mudah tanpa perlu alat bantu apapun.
Menurut Asosiasi Jantung Amerika, berjalan kaki santai ataupun lari pagi santai mampu mencegah penyakit jantung dan stroke.
Aktivitas ini membantu mencegah penyakit jantung dengan menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol serta memperlancar sirkulasi darah.
Aktivitas ini juga bisa mengurangi rasa depresi pada pasien yang menderita penyakit ini.
Oleh karena itu berlari pagi ataupun sekedar jalan santai mampumemperbaiki suasana hati yang tengah tak baik
Ini tentu bisa memperbaiki "bad mood".
Selain itu ebuah studi mengungkap, berjalan kaki membantu mencegah pikun, mengurangi risiko Alzheimer dan memperbaiki kesehatan mental.
Ini juga mengurangi stres mental dan menjaga kadar endorfin tinggi dalam tubuh.
Mungkin kedengarannya aneh, namun ternyata olah raga ini mampu memperbaiki pengllihatan,
Walaupun nampaknya mata tidak berhubungan dengan kaki.
Tapi berjalan juga memberi keuntungan bagi mata.
Karena bisa membantu memerangi glaukoma, penyakit yang disebabkan cairan terkumpul di bagian depan mata dan meningkatkan tekanan atas syaraf penglihatan.
Berjalan kaki adalah olah raga aerobik yang meningkatkan jumlah oksigen dalam peredaran darah dan membantu melatih paru-paru, selain dari menghilangkan racun hal lain yang harus dibuang.
Karena orang bernafas lebih dalam dan lebih baik, penyakit paru-paru juga bisa diatasi.
Kekuatan otot juga bisa ditingkatkan, demikian halnya dengan pengurangan bobot tubuh.
Jika orang berjalan 10.000 langkah setiap harinya, itu sama dengan berlatih di fitness centre, apalagi jika orang juga berjalan mendaki.
Ditambah lagi, kemungkinan mendapat cedera lebih kecil.
Menurut studi, ternyata berjalan kaki efek positifnya bagi pankreas lebih besar daripada jika orang berlari.
Menurut studi, sekelompok orang yang berjalan kaki dalam enam bulan menunjukkan peningkatan daya tahan terhadap glukosa enam kali lipat dibanding mereka yang berlari.
Dengan membiasakan berjalan kaki sekitar 6 km per jam, waktu tempuh sekitar 50 menit, ternyata dapat menunda atau mencegah berkembangnya diabetes Tipe 2, khususnya pada mereka yang bertubuh gemuk (National Institute of Diabetes and Gigesive & Kidney Diseases).
Salah satu studi terhadap 70 ribu perawat (Harvard School of Public Health) yang dalam bekerja tercatat melakukan kegiatan berjalan kaki sebanyak 20 jam dalam seminggu, risiko mereka terserang stroke menurun duapertiga.
Kita tahu otot jantung membutuhkan aliran darah lebih deras (dari pembuluh koroner yang memberinya makan) agar bugar dan berfungsi normal memompakan darah tanpa henti.
Untuk itu, otot jantung membutuhkan aliran darah yang lebih deras dan lancar.
Berjalan kaki tergopoh-gopoh memperderas aliran darah ke dalam koroner jantung.
Dengan demikian kecukupan oksigen otot jantung terpenuhi dan otot jantung terjaga untuk bisa tetap cukup berdegup.
Berjalan kaki 30 menit per hari juga bisa mengurangi risiko kanker usus di masa depan, tetapi juga memperbaiki pencernaan.
Saat berjalan kaki badan bergerak ikut melancarkan peristaltik usus, sehingga buang air besar lebih tertib.
Berjalan kaki bisa jadi "penyelamat" bagi mereka yang mengalami sakit punggung saat melakukan olah raga lebih berat.
Berjalan kaki mendorong perbaikan sirkulasi darah di dalam struktur tulang belakang dan memperbaiki postur tubuh dan fleksibilitas yang vital bagi kesehatan tulang belakang.
Dengan gerak badan dan berjalan kaki cepat, bukan saja otot-otot badan yang diperkokoh, melainkan tulang-belulang juga.
Mereka yang melakukan gerak badan sejak muda, dan cukup mengonsumsi kalsium, sampai usia 70 tahun diperkirakan masih bisa terbebas dari ancaman pengeroposan tulang.
Jalan santai di pagi hari juga bisa menguatkan dan membentuk otot paha.
Kita dapat berjalan santai di tempat menanjak atau rute dengan tangga untuk bisa melatih otot paha.
(*)