WIKEN.ID - Sangat wajar dan tidak bisa dihindari jika penuaan akan terjadi saat menginjak usia 40 tahunan.
Orang-orang berlomba untuk tidak terlihat menua dengan berbagai cara, mulai menggunakan skin care, gaya hidup sehat dan pola makan.
Perlu kamu ketahui bahwa efek dari penuaan dini bisa dicegah denganmengubah gaya hidup dan pola makan.
Hal utama yang penting adalah pada pola makan, karena bisa mempengaruhi efek dari penuaan.
Misalnya saja terlalu banyak makan zat gula atau terlalu sering memakan junkfood, yang keduanya membawa dampak buruk bagi kamu di usia setengah abad.
Ketika kamu diusia produktif dan membatasi pola makan yang tidak sehat, kemungkinan efek yang terjadi bisa mencegah penuaan dini.
Menurut Trista Best, ahli diet, ada beberapa pola makan atau kebiasaan makan yang bisa digunakan untuk memperlambat efek-efek penuaan.
Pola hidup sehat untuk memperlambat penuaan
Baca Juga: Cocok Digunakan di Musim Penghujan, Berikut Tips Berlari di Atas Treadmill Bagi Pemula
Melansir beberapa sumber, berikut ini adalah pola hidup sehat yang bisa kamu terapkan di usia 50 tahun yang bermanfaat memperlambat efek-efek penuaan:
1. Pola makan plant based food
Melansir dari Eatthis, pola makan plant based food adalah pola makan yang memperbanyak mengonsumsi sumber nabati daripada sumber hewani. Pangan nabati adalah pangan yang murni berasal dari tumbu-tumbuhan tanpa campuran bahan pangan hewani atau bahan pangan buatan.
Nah menerapkan pola makan ini ke dalam pola makan sehari-hari kamu sudah terbukti bisa memperlambat efek-efek penuaan.
Berbagai keuntungan plant based food adalah nutrisi dalam bahan pangan ini bisa mengurangi atau mencegah inflamasi, membantu menurunkan berat badan, dan menstabilkan gula dalam darah.
Sedangkan bahan pangan hewani seperti daging-dagingan merah, berkecenderungan memicu obesitas dan merusak kulit sehingga membuat kamu lebih mudah terpapar garis-garis kulit dan keriput.
2. Mewaspadai alergi gluten
Beberapa orang bisa mendapatkan keuntungan dari mengonsumsi gluten, namun beberapa lagi alergi gluten namun tidak menyadarinya.
Padahal alergi gluten bisa menyebabkan efek penuaan datang lebih cepat dan dalam kadar lebih parah.
Beberapa yang alergi gluten bisa mudah mengalami peradangan dan masalah pencernaan akut.
Jadi agar efek penuaan tak menyerang kulit dan tubuh kamu, hati-hati ketika mengonsumsi zat pangan gluten di atas usia 50 tahun.
3. Hindari bahan pangan olahan
Untuk usia 50 tahun ke atas, sebaiknya hindari mengonsumsi bahan pangan olahan.
Bahan pangan olahan adalah semua makanan yang terproses secara pabrikan dan dikemas dengan menggunakan bahan-bahan pengawet.
Sebaliknya, konsumsilah bahan makanan alami yang belum tersentuh alat dan bahan-bahan pabrikan.
Bahan pengawet, bahan pemanis tambahan, semuanya bisa menggangu proses metabolisme dan merusak kesehatan kulit kamu.
4. Memiliki pola tidur yang cukup
Menurut eatingwell, pola tidur atau pola istirahat membawa pengaruh sangat banyak terhadap proses peradangan dan penuaan pada tubuh.
Ketika kamu memiliki waktu tidur antara 7 hingga 9 jam setiap malam, maka kamu mengurangi risiko terjadinya peradangan pada seluruh area tubuh, termasuk dalam kulit kamu.
5. Memiliki hubungan sosial yang baik
Selain menjaga pola makan dan pola tidur, jagalah pula kebutuhan psikologis kamu dengan membina hubungan sosial yang baik.
Menurut jurnal di Psychosomatic Medicine, sampel darah dari mereka yang sudah berusia setengah abad dengan hubungan sosial yang sangat rendah atau sangat minim, menunjukkan bahwa mereka lebih mudah terserang stres dan memiliki telomer yang rentan lebih rendah.
Telomer adalah ujung DNA yang akan semakin pendek seiring pertambahan usia manusia atau makhluk hidup.
Sebaliknya, mereka yang memiliki hubungan sosial yang baik meski sudah di usia senja, biasanya memiliki ukuran telomer lebih panjang dan risiko terkena stres lebih kecil.
Nah ketika kamu bisa mempraktikkan lima pola hidup di atas, kamu bisa memperlambat timbulnya kerutan pada wajah, leher juga tangan.
Kamu juga tak akan terlalu sering terdera berbagai gangguan penuaan lainnya seperti radang sendi.
(*)
Baca Juga: Olahraga Bersepeda Vs Lari, Manakah yang Lebih Unggul ?