Tak Hanya Diet dan Berolahraga yang Jadi Tolak Ukur untuk Menurunkan Berat Badan, Simak Penjelasan dari Ahlinya

Senin, 31 Januari 2022 | 21:02
Freepik

Jaga pola makan mu jika ingin badan tetap ideal

WIKEN.ID - Badan yang ideal dan sehat memang jadi keinginan semua orang.

Banyak orang yang mencari cara cepat untuk menurunkan berat badan supaya menjadi ideal.

Biasanya dokter akan menyarakan kita dengan cara menjalani program diet dan olahraga rutin.

Walaupun begitu, ternyata diet dan olahraga tidak selalu menjadi tolak ukur untuk menurunkan berat badan.

Perlu kamu ketahui, dalam beberapa kasus bisa saja berat badan seseorang sama saja walaupun sudah menjalani diet dan berolahraga.

Dr. Whit Roberts dari Health Utah membeberkan sejumlah fakta menarik yang ternyata bisa berkontribusi bagi penurunan berat badan.

Dikutip dari Kompas.com, fakta yang diungkapkannya sekaligus menjadi alternatif cara bagi seseorang yang ingin menurunkan berat badan, tanpa harus menjalani diet atau olahraga.

Baca Juga: Hati-hati ! Perilaku Aneh Anjing Memakan Rumput Berdampak Buruk, Ini Menurut Para Ahli

Lemak tersembunyi

Lemak merupakan sejumlah molekul dalam tubuh yang bisa menjadi bahan dan penyimpan energi bagi tubuh.

Meski begitu, keberadaan lemak dalam tubuh sering disangkutpautkan orang dengan peningkatan berat badan.

Beberapa orang tak menyadari bahwa makanan yang menambah lemak adalah ayam.

Rekomendasi ketika diet, kamu bisa memakan ayam namun bagian dadanya saja.

Padahal, dari fakta yang ditemukan Dr. Roberts dada ayam bisa mengakibatkan kenaikan berat badan secara signifikan bila dikonsumsi selama 10 hari.

Dr. Roberts menambahkan, penambahan berat badan mungkin saja disebabkan oleh berbagai faktor.

Mulai dari kandungan racun, insomnia, infeksi, alergi, ketidakseimbangan hormon, Kandidiasis, masalah emosional, hingga disfungsi hati, dan kandung empedu.

Di Health Utah, Dr. Roberts selalu mengidentifikasi dan mengatasi semua kondisi mendasar dengan protokol penurunan berat badan.

"Pengujian adalah kunci untuk menemukan apakah ada potensi masalah mendasar yang membuat upaya penurunan berat badan Anda begitu sulit," kata Roberts.

Kronobiologi

Kronobiologi merupakan studi yang mempelajari bagaimana ritme matahari, bulan, dan musim memengaruhi siklus mental, fisik, dan emosional tubuh manusia.

Meski istilah ini masih asing di telinga, faktanya kronobiologi pernah memenangkan Nobel dalam bidang kedokteran pada tahun 2017.

Dr. Roberts menjelaskan, studi ini telah mengarah pada pemahaman tentang bentuk puasa intermiten yang paling efektif.

Bagi dia, yang terpenting saat menjalani puasa bukanlah durasinya. Selain itu, ia juga mengingatkan fungsi penting sarapan bagi tubuh sebelum memulai aktivitas agar orang-orang yang sering melewatkan sarapan atau tidak terbiasa sarapan bisa paham.

Dr. Roberts menerangkan, kalori yang dimakan di pagi hari diperlakukan berbeda oleh tubuh daripada kalori yang dimakan di malam hari.

Baca Juga: Ramalan 2022, Zodiak Cinta Hari Ini: Aries Rasakan Kesepian, Cancer Banyak Godaan

Ia mejelaskan, di pagi hari tubuh sedang mempersiapkan kebutuhan energi siap pakai dengan mengubah makanan menjadi glikogen, yang merupakan molekul penyimpan energi jangka pendek.

Sementara, kalori yang dimakan saat malam hari lebih sering disimpan sebagai lemak, yang merupakan molekul penyimpanan energi jangka panjang. "Melewatkan makan malam jauh lebih efektif daripada melewatkan sarapan untuk menurunkan berat badan," ujar Dr. Roberts.

"Semua hal lain dianggap sama, kita akan menurunkan lebih banyak berat badan dengan berpuasa di malam hari daripada di pagi hari," sambung dia

Bakteri jahat

Percaya atau tidak, keberadaan bakteri jahat di usus manusia ternyata bisa membuat berat badan bertambah.

Hal ini diungkapkan Dr. Roberts lewat pengalamannya menangani pasien bernama Tory (43), yang mengeluhkan berat badannya bertambah 18 kilogram dalam enam bulan.

Padahal, kala itu Tory sedang menjalani diet, dan bahkan mengaku sudah menyewa jasa pelatih pribadi, namun berat tetap saja bertambah.

Tory yang memeriksakan kesehatannya ke dokter, kemudian segera menjalani tes hormon dan tiroid.

Namun, ketika hasil kedua tes kesehatannya keluar, tidak ditemukan sesuatu yang salah di tubuhnya.

Baru ketika Dr. Roberts melakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk evaluasi riwayat medis dan pengujiannya, barulah ditemukan jawabannya.

Tory ternyata, sempat menjalani dua pengobatan antibiotik untuk infeksi sinus yang parah, sebelum berat badannya naik.

Diketahui, antibiotik itu telah memusnahkan sebagian besar bakteri baik dan jahat.

Saat koloni bakteri tumbuh kembali, bakteri jahat semakin kuat saat Tory mengonsumsi soda dan makanan manis.

Tory kemudian menjalani perawatan di Health Utah, dan berhasil menurunkan berat badannya hingga 20,4 kilogram.

Yang lebih memggembirakan lagi, wanita ini juga mengalami peningkatan energi secara besar dan tingkat kecemasannya menurun drastis.

(*)

Baca Juga: 3 Cara Atasi Duri Ikan yang Tersangkut di Tenggorokan, Minum Sedikit Minyak Zaitun Salah Satunya

Tag

Editor : Amel

Sumber Kompas.com