WIKEN.ID - Hobi berlari termasuk dalam kategori olahraga kardiovaskular yang sempurna. Di mana ketika malakukan olahraga lari, seseorang dapat membakar banyak lemak, paru-paru dipaksa menghirup banyak oksigen, otot-otot jantung terlatih, termasuk bisa meredakan stres yang dialami.
Kamu sering disarankan berolahraga, terutama lari untuk mengikis lemak di perut kamu.
Lalu jika sedang hamil apakah tepatkah tetap melakukan hobi berlari?
Ada beberapa wanita yang hobi berlari ragu apakah saat hamil masih bisa berolahraga seperti sebelumnya.
Disebutkan, tetap aktif selama kehamilan dapat meningkatkan energi, memperbaiki suasana hati.
Selain itu juga bisa mengurangi risiko komplikasi kehamilan.
Mungkin banyak yang bertanya, apakah berlari atau jogging saat hamil bisa menginduksi persalinan dini?
Dilansir dari dari Healthline.com, berlari saat hamil disebut masih aman dilakukan asalkan ada batasannya.
Dikutip dari Nakita.ID, Berlari tidak akan menyebabkan keguguran atau membahayakan bayi.
Namun mungkin sebaiknya berlari lebih lambat atau mengubah seberapa sering berlari.
Sebelum memutuskan untuk melakukan jogging, sebaiknya konsultasikan pada dokter kandungan.
Selain itu, jogging yang dilakukan juga sebaiknya menyesuaikan dengan usia kehamilan ya.
Jika sebelum hamil kamu sering berlari, saat hamil sebaiknya kamu perhatikan beberapa hal.
Pertama, mulailah perlahan dan bertahap lalu tingkatkan durasi dan intensitas latihan.
Misalnya, berjalan kaki 5 menit sehari, lalu ditingkatkan menjadi 10 menit, 20 menit, dan 30 menit.
Kamu juga bisa menggunakan treadmill dengan kecepatan rendah.
Manfaat olahraga untuk ibu hamil
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), wanita hamil harus mendapatkan setidaknya 150 menit aktivitas aerobik intensitas sedang setiap minggu.
Ini adalah latihan yang meningkatkan detak jantung dan menyebabkan keringat, termasuk berlari.
Berolahraga selama kehamilan dapat meringankan sembelit, sakit punggung, kelelahan, dan meningkatkan berat badan yang sehat.
Olahraga saat hamil juga menurunkan risiko diabetes gestasional dan preeklamsia.
Dan jangan lupa, olahraga juga meningkatkan produksi endorfin tubuh.
Ini adalah hormon perasaan-baik yang dapat meningkatkan suasana hati.
Apa saja risiko lari selama kehamilan?
Meskipun berlari adalah cara terbaik untuk tetap aktif selama kehamilan, kamu mungkin menghadapi beberapa tantangan.
Kehamilan mengubah tubuh, jadi kamu mungkin menghadapi pergeseran pusat gravitasi dan keseimbangan saat perut bertambah besar.
Ini bisa membuat kamu berisiko jatuh, terlebih lagi jika berlari di jalan yang tidak rata.
Untuk mencegah kecelakaan, sebaiknya kamu berlari di trotoar.
Berlari di permukaan datar juga lebih mudah bagi persendian, yang membuat lari lebih nyaman dan menyenangkan.
Saat perut membesar di trimester kedua dan ketiga, gerakan memantul juga bisa membuat tidak nyaman.
Namun, mengenakan pita penyangga perut dapat mengurangi gerakan ini.
Dalam kondisi tertentu, Moms mungkin harus berhenti berlari sama sekali, setidaknya sampai setelah melahirkan.
Tanda-tanda bahwa Moms harus berhenti berlari termasuk sakit kepala, nyeri dada, kelemahan otot, pendarahan vagina, nyeri betis, atau kebocoran cairan ketuban.
Jangan lupa konsultasikan pada dokter sebelum Moms melakukan rutinitas berlari selama kehamilan.
Tetap hati-hati ya.(*)
Baca Juga: Kotoran Bisa Jadi Uang, Ketombe Dijual Rp 65 Ribu per Kilogram, Faktanya Terkuak!